Jumat, 16 Agustus 2013

Karya Sastra dan Seni

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang masalah
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dalam kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya) Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain.

B.     Rumusan masalah
            1.      Apa pengertian sastra dalam Ilmu Budaya Dasar?
            2.      Bagaimana terciptanya Ilmu Budaya Dasar  (IBD)?
            3.      Apa hubungan seni dalam Ilmu Budaya Dasar?

C.  Tujuan Makalah
Dalam penyusunan makalah tentang Sastra sebagai Wujud Karya Seni memiliki maksud yaitu :
1)      Mengetahui Sastra sebagai Wujud Karya Seni
2)      Mengetahui seharusnya sastra diajarkan
4)     Mengetahui Sastra Sebagai Wujud Karya Seni
3)      Mengetahui manfaat dari pembelajaran sastra bagi jati diri bangsa
  
D. Kegunaan Makalah
Penyusunan makalah ini semata-mata tidak hanya untuk memenuhi tugas, tetapi diharap dapat memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis bagi pembaca dan bagi penulis. Secara teoritis makalah memiliki manfaat supaya pembaca dapat mengetahui bagaimana sastra sebagai Wujud Karya Seni apabila dipelajari dengan metode dan cara yang benar.
Sehingga pengetahuan sastra akan lebih mendidik dalam membentukan jati diri dan karakter bangsa. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1) Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep dalam pengaruh karya sastra terhadap aspek karakter diri.
2) Pembaca, sebagai media informasi tentang cara pendidikan moral melalui pendekatan pengajaran sastra



BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sastra Sebagai Wujud Karya Seni
Kata sastra” tentunya tidak asing di telinga penggemar novel. Arti sastra Menurut  Sapardi Joko Damono. salah seorang pujangga lndonesa terkemuka. adalah sarana urtuk menampilkan gambaran kehidupan. Dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.
Melihat dari  sudut pandang ini, sastra erat kaitannya dengan ilmu sosial yang mencakup hubungan antar masyarakat dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Ilmu sosial memiliki beberapa cabang ilmu utama. Salah satunya linguistik. ilmu yang mempelajari aspek pengetahuan dan sosial dan bahasa. Pembagian bidang linguistik sendiri mencakup semantika atau makna bahasa. pragmatika atau hubungan antara makna dan konteks. morfologi atau morfem bahasa. sintaksis atau pakem dalam membuat kalimat, fonologi atau perbendaharaan fonem. fonetika atau ilmu bunyi. leksikologi atau ilmu kata. etimologi atau asal usul kata. dan ilmu perbandingan bahasa.
Kata sastra  berasal dan kata serapan dalam Bahasa Sansekerta yang artinya pedornan atau ajaran. Menurut Pantli Sudjiman. sastrawan. sastra adalah karya lisan atau tulisan yang memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan. keartistikan. keindahan dalam isi dan ungkapannya. Dalam Bahasa Indonesia. dikenal dengan istilah ‘kesusastraan’. Pembagian kesusastraan biasanya berdasarkan bahasa atau daerah geografis.
Kategori Sastra Sastra bisa dibagi atas sastra lisan dan sastra tertulis. Sastra lisan tidak berhubungan dengan tulisan. tetapi lebih kepada ekspresi bahasa yang diungkapkan secara oral mengensi pemikiran seseorang.
Kategori sastra di antaranya sebagai berikut:
• Cerpen atau cerita pendek. suatu bei-ituk prosa atau karangan yang tak terikat yang dibuat tidak berdasarkan kejadian nyata atau ftktif dengan hanya mengambil satu atau die bagian kehidupan tokoh utamanya. Contoh cerpen adalah The Tell — Tale Heart karya Edgar Allan Poe.
• Novel. karya fiksi prosa berbentuk naratif yang dalam Bahasa ltalia disebut.novella, yang artinya sepotong berita atau sebuah cerita. Novel lebih panjang dan cerpen. bisa sekitar 40.000 kata atau lebih dan jalan ceritanya tentang kehidupan sehari-hari tokoh central dan menitikberatkan pada sisi ukurannya.
• Syair.
• Pantun. jenis pulsi lama yang terdapat sampiran dan isi di dalamnya.
• Drama. bentuk karya sastra yang dapat diperankan dalam suatu pertunjukan.
Lukisan,  karya seni yang dikomunikasikan kepada penikmatnya dengan menuangkan ide di atas kanvas dan cat warna warni sebagai perartara.
Macam-Macam Karya Seni
 Jenis-Jenis Seni
Secara umum seni dibedakan menurut indra penserapannya yaitu seni audio, seni visual, dan seni audio-visual.
Seni audio adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Misalnya : seni musik atau suara, drama radio, puisi di radio dan lain-lain.
Seni visual adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan. Umumnya dikenal dengan sebutan seni rupa.
Seni audio-visual adalah seni yang sekaligus diserap oleh indra pendengaran dengan indra penglihatan. Misalnya : seni tari, drama/theater, film dan lain-lain.
Disamping itu ada lagi seni lain yang tidak ditekankan pada jenis indra penserapannya yaitu seni sastra. Yang termasuk dalam seni sastra adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah deskripsi keadaan atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan ciri umum dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun imajinasi estetis.
Untuk lebih mengenal perihal tentang batasan-batasan dari masing-masing seni ini, dapat dikemukakan beberapa pengenalan umum tentang aneka seni yang dimaksud diantaranya sebagai berikut :
  1. Seni Rupa
  2. Seni Musik
  3. Seni Tari
  4. Seni Drama/Theater
  5. Seni Sastra.
1. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang mengandung unsur keindahan. Keindahannya diserap dengan indra penglihatan seperti : seni lukis, seni pahat, seni patung, seni grafis, seni lingkungan (environmental art), seni instalasi, seni pertunjukkan (performing art), seni peristiwa (happening art) dan sebagainya. Rasa senang ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari karya tersebut seperti aneka warnanya, selang-seling garis, aneka bentuk bidang-bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan lukisannya, aspek tematik yang diungkapkannya, keunikannya, teksturnya, dan lain-lain. Sedangkan keindahan dalam pengertian sederhananya adalah sesuatu yang memberikan rasa senang tanpa pamrih pada orang yang melihatnya. Kesenangan yang ditimbulkannya muncul serta merta karena keindahan karya itu sendiri, bukan karena ada kepentingan lain yang membuatnya merasa senang.
2. Seni Musik
Seni musik atau seni suara adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Rangkaian bunyi yang didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi yang mendengarnya karena adanya keserasian susunan dari rangkaian tangga nada bunyi-bunyi tersebut.
Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara manusia saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang diperoleh dari memainkan alat-alat musik.
3. Seni Tari
Seni tari adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan. Tetapi kekhususannya adalah keindahan yang dinikmati pada gerakan-gerakan tubuh, terutama gerakan kaki dan tangan, dengan ritme-ritme teratur, biasanya mengikuti irama musik. Seni tari juga tidak terlepas dari seni rupa karena gerak-gerak yang diperlihatkan diserap dengan indra penglihatan.
4. Seni Drama/Theater
Seni drama/theater adalah seni peran atau lakon yang umumnya dimainkan di atas panggung. Seni ini dinikmati sekaligus dengan indra penglihatan dan indra pendengaran. Dalam ungkapan lain seni drama disebut juga dengan seni theater (panggung). Secara umum merupakan gambaran sebuah peristiwa duniawi atau imajinasi yang dihadirkan kembali diatas panggung. Keindahan seni drama terletak pada ketepatan alur cerita yang diperankan oleh para pemain diatas panggung.
Saini KM dalam bukunya peristiwa theater (1996), menuliskan seni theater adalah seni dunia ambang, yaitu ambang untuk menoleh kepada yang indrawi dari pengalaman sehari-hari dan menoleh juga kepada dunia nilai.
5. Seni Sastra
Seni sastra adalah seni yang dikemukakan melalui susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa senang tanpa pamrih bagi orang yang membacanya. Secara garis besar seni sastra dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah seni sastra yang berusaha mendeskripsikan keadaan, keinginan, atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan puisi adalah seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi dengan menangkap inti permasalahan yang ingin diungkapkan.
Mengutip pendapat Alexander Smith (1835 : 366), Sutrisno (1999 : 132) dalam bukunya Kisi-Kisi Estetika menulis : beda pokok antara prosa dan puisi. Prosa adalah bahasa akal budi si seniman, sedangkan puisi adalah bahasa dari perasaan. Dalam prosa seniman mengkomunikasikan pengertian akan hal-hal indrawi atau pikiran, sedangkan dalam puisi seniman mengungkapkan bagaimana hal-hal itu menerpa, menyentuh perasaan kita. Termasuk kedalam kategori prosa adalah karya sastra yang berbentuk novel, cerita bersambung, cerita pendek, esai-esai yang mengemukakan kritik dan pemikiran-pemikiran budaya. Sedangkan yang termasuk dalam kategori puisi adalah pantun, syair, dan puisi-puisi lain dalam berbagai bentuknya.

 B. Karya sastra
Sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya, serta memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan perkembangan budaya suatu masyarakat. Sebagai sebuah seni, karya sastra merupakan wujud kebebasan berpikir dan kedalaman rasa yang menghasilkan sesuatu yang indah. Sebagai sebuah pembelajaran, karya satra bisa memberikan pencerahan, cakrawala pemikiran, wawasan, kepekaan rasa, pendidikan dan tuntunan hidup. Sebagai bagian dari hiburan, karya satra bisa menjadi media pelepas penat yang mengasyikkan dan menggugah suasana. Sastra Indonesia termasuk bagian dari sastra dunia yang cukup maju, terutama di antara Negara-negara yang berhubungan erat dengan etnik dan kultur Melayu seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Dalam perkembangannya, Sastra Indonesia memang tidak lepas dari peran dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan Melayu juga nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa, sehingga perpaduan unsur kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra sangat kental. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya angkatan-angkatan sastrawan dalam kesustraan Indonesia yang mengikuti perkembangan sastra Melayu, perjalanan histories perjuangan bangsa, serta munculnya pengaruh-pengaruh budaya dan moral dalam penyajian sastra, baik dalam gaya bahasa, tema maupun latarnya. Para satrawan di masa perjuangan, tidak saja memiliki sensitivitas dan orisinalitas dalam berkarya, tetapi juga merealisasikan nilai-nilai religi dan budaya dalam karyanya, memiliki kesadaran akan pentingnya perjuangan dan kepedulian terhadap nasib bangsanya secara utuh. Perubahan zaman yang secara otomatis banyak mengubah unsur-unsur budaya, tidak saja menginspirasi dan mempengaruhi secara kebahasaan, tetapi seringkali menjadi dasar penentuan karakter dalam menyajikan karya sastra, baik puisi, cerpen, novel maupun artikel. Para sastrawan atau lebih tepat disebut penulis “diharuskan” memiliki sensitivitas terhadap setiap pegerakan, perubahan dan perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan kata lain, orisinalitas dalam berkarya akan sangat ideal jika didukung sensitivitas terhadap perubahan sosial cultural dalam masyarakat. Seperti itulah idealnya sebuah karya. Kreativitas ide harus disertai dengan kepekaan terhadap kkondisi lingkungan supaya bisa dinikmati para pecinta sastra sebagai sesuatu yang fresh. Harus diakui bahwa eksistensi karya sastra di zaman ini cenderung “memenuhi” selera pasar, sehingga karya sastra yang dianggap out of date cenderung ditinggalkan para peminat sastra. Misalnya, kaum remaja masa kini. Kecenderungannya, mereka lebih menyukai suatu karya sastra yang simple, jujur, mudah dicerna dan berbudaya “ngepop”, sesuai dengan kondisi zaman yang mereka lalui. Mereka juga lebih menyukai suatu sajian karya sastra yang unik, yang berbeda dengan kebanyakan.
Di sinilah kembali pentingnya orisinalitas dan sensitivitas berkarya para penulis dengan menyesuaikan tema tulisan sebagai karya sastra terhadap tema-tema kehidupan sosial remaja. Kondisi seperti itu pula yang mendorong kreativitas para penulis untuk membuat “gebrakan” baru dalam khazanah sastra Indonesia. Munculnya penulis-penulis seperti Habiburrahman El Shirazy, Andrea Hirata, bahkan Raditya Dika seakan-akan memberikan angin segar bagi para penikmat satra itu sendiri, serta mendorong kemunculan penulis-penulis lain untuk meramaikan khazanah sastra Indonesia. Secara ide, para penulis ini memiliki kreativitas yang luar biasa. Seorang El Shirazy misalnya, memiliki ketajaman dan kedalaman pemahaman akan unsur, nilai budaya dan religi tertentu, sehingga mampu melahirkan karya yang sarat tuntunan moral spiritual dan begitu dinikmati oleh banyak kalangan. Andrea Hirata mampu menciptakan ide-ide yang jujur dalam karyanya, sebagai wujud apresiasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya yang kaya secara moral dan cultural. Demikian pula Raditya Dika. Ia menyajikan suatu karya yang lugas, polos, lucu dan jujur, dengan gaya bahasa yang “gaul” dan menyentuh minat baca kaum remaja. Dengan melihat contoh-contoh di atas, orisinalitas dan sensitivitas dalam menyajikan sebuah karya sastra merupakan factor penting.
Hal ini tidak saja berkaitan dengan ekspektasi kepopuleran karya tersebut, tetapi juga berhubungan dengan kepuasan si penulis dalam mencurahkan ide dan perasaannya. Oleh karena itu, orisinalitas tidak saja menyangkut ide, tetapi juga berhubungan dengan karakter tulisan yang berimplikasi terhadap cara dan gaya menulis yang akan menjadi cirri khas penulis itu sendiri. Dengan memperhatikan dua factor tersebut, tema-tema global dalam karya sastra seperti novel dan cerpen memang tidak banyak berubah. Tema percintaan, kritik sosial, kekhasan budaya yang berafiliasi terhadap kehidupan sosial masyarakat, religi hingga tema-tema mistis masih banyak ditemukan dalam cerpen atau novel. Akan tetapi, bentuk penyajian dan cara mengemas karya sastra tersebut mengalami pergeseran.
Membandingkan karya sastra tahun 70-an dengan karya sastra masa kini tentu banyak perbedaannya. Misalnya, cara bertutur para penulis dalam karyanya, kebebasan mengekspresikan gagasan, dengan tidak terlalu terikat kepada aturan-aturan baku dalam sastra. Melihat pergeseran tersebut, penilaian tiap orang yang menikmati karya satra pasti berbeda. Jika boleh jujur dan tanpa mengeneralisasi, karya-karya satra di masa kini memang lebih cepat popular dan tenggelam. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya ragam karya dan penulisnya, sehingga alternative pilihan pun kian banyak. Ada kesan tertentu yang sulit didapat dari kebanyakan karya sastra saat ini, yaitu kesan “ketagihan” dan menunggu karya-karya berikutnya dari si penulis. Opini ini mungkin tidak sepenuhnya benar karena minat baca sendiri bersaing ketat dengan budaya menonton tayangan-tayangan media audiovisual seperti televise dan video. Namun, jika melihat karya novelis Andrea Hirata dan Habiburrahman El Shirazy, rasanya kesan “ketagihan” itu akan muncul kembali. Orisinalitas dan sensitivitas mereka dalam menuliskan gagasannya bisa menyentuh aspek spiritual, humanisme, emosional, edukasi dan tentu saja aspek estetis sebuah karya satra.

C.   Sastra Dalam Ilmu Budaya Dasar
1.    Pengertian Sastra
Kesusasteraan pada lahiriahnya merupakan wujud dalam masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan juga wujud dalam bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-harian, kedua-dua bentuk kesusasteraan sememangnya tidak terpisah dari pada kita. Misalnya, kita akan mendengar muzik yang mengandungi lirik lagu yang merupakan hasil sastera. Dan kita sendiri pula akan menggunakan pelbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah yang sebenarnya juga merupakan kesusasteraan.
Bentuk-bentuk kesusasteraan. Kesusasteraan dapat dilahirkan dalam berbagai bentuk bahasa. Dan secara kasarnya ia boleh dikategorikan kepada Dua kategori yang besar menurut bentuk bahasa yang digunakan, yakni:
a)      Prosa : merujuk kepada hasil kesusteraan yang ditulis dalam ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan tatabahasa mudah. Biasanya ayat-ayat dalam kesusasteraan akan disusun dalam bentuk karangan. Prosa adalah satu bentuk kesusasteraan yang lebih mudah difahami berbanding dengan puisi. Contoh bagi kesusasteraan prosa ialah: cerpen, novel,skripdrama,esseidansebagainya.
b)      Puisi : merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis dengan "tidak menuruti tatabahasa". Ia sebenarnya tidak terdiri daripada ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri daripada frasa-frasa yang disusun dalam bentuk baris-barisan. Pada lazimnya, puisi merupakan bahasa yang berirama dan apabila dibaca pembaca akan berasa rentaknya. Contoh bagi kesuasteraan puisi termasuklah: Sajak, Syair, Pantun, Gurindam, Lirik, Seloka, Mantera dan sebagainya. Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusteraan merupakan perpaduan unsure seni kebudayaan dengan kehidupan manusia, dimana dalam proses kehidupannya..manusia sering kali melakukan sesuatu
Dalam kesustraan dapat diperoleh berbagai gubahan yang mengungkapkan tentang nilai budaya yang menjadi komponen penting dalam pengajaran Ilmu  Budaya Dasar. Salah satu bentuk sastra itu adalah Puisi, dalam arti bahwa pembahasan puisi dalam rangka pengajaran IAD tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengasjaran sastra dan apresiasinya yang murni.puisi itu akan dipakai sebagai media dan sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema pokok bahasa yang terdapat pada IAD.
Disamping puisi, dalam kesusastraan dikenal juga bentuk drama sebagai wujud karya fiksi yang prosais.
a.       IBD Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak persamaanya. Kadang–kadang disebut narrative fiction, Prose Fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia, prosa diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa an alur yangdihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.Dalam kesusastraan indonesia terdapat prosalamadan prosa baru.
b.      Nilai-Nilai Dalam Prosa fiksi
Ilmu Budaya Dasar lebih menitik beratkan manusia dengan segala persoalannya. Manusia dan cinta kasih, keindahan, penderitaan dan keadilan. Manusia dan pandangan hidup, tanggung jawab, pengabdian, kegelisahan, manusia dan harapan.
Karya sastra dapat dibagi menjadi dua. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Karya sastra yang menyuarakan aspiras jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya mengajak pembacanya untuk merenung.
Pada hakikatnya manusia dan budaya tak akan pernah lepas. dimana ada manusia pasti akan terbentuk sebuah kebudayaan. Dimana para manusia membuat suatu karya seni, bahasa, agama dll. Dan kebudayaan tersebut juga akan berubah seiring dengan bertambahnya waktu. Dan secara sederhana, manusia adalah pelaku budaya, sedangkan budaya adalah objek yang dilakukan oleh manusia.


Adapun nilai yang bisa diperoleh dari sastra adalah:
1)      Kesenangan.
2)      Informasi.
3)      Memberi warisan kultural.
4)      Memberi keseimbangan wawasan.
2.      Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Seni/Sastra adalah suatu kebudayaan yang dibuat oleh manusia. Seni adalah sebuah karya yang dibuat manusia, sedangkan sastra adalah suatu bahasa yang dibuat manusia. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sumber belajar dalam Ilmu Budaya Dasar. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan puisi dapat dibangun dengan menggunakan:
a.       Figura bahasa seperti personifikasi, metafora, perbandingan dan lain-lain.
b.      Kata-kata ambigu.
c.       Kata-kata yang berjiwa berisi perasaan dan pengalaman penyair.
d.      Kata-kata konotatif yang diberi tambahan nilai rasa dan asosiasi tertentu.
e.       Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan.
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar penyajian dari penyair puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar (IBD) antara lain:
1)      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Puisi biasanya merupakan suatu bentuk eskpresi diri dari pengalaman hidup sesorang atau memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya.
Puisi juga mampu menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair kedalam puisinya, dimana manusia ingin menunjukkan ke-eksisannya dalam kehidupan, dimana imaginative entry yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup dengan puisi yang dihasilkan.

2)      Puisi Dan keinsyafan/Kesadaran Individual
Puisi yang mengajak mahasiswa untuk menjenguk hati/pikiran manusia, karena puisi  bisanya mampu menyentuh sisi-sisi yang mengenai perihal :
a)      Topeng yang dipakai manusia dalam dunia nyata.
b)      Berbagai peran yang diperankan orang dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.
3)      Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan pengetahuan kepada manusia/makhluk sosial yang terlibat issue dan permasalahan sosial. Secara imajinatif puisi lewat penafsiran tentang situasi dasar kondisi manusia sosial. Puisi juga menjadikan manusia sadar akan pengetahuan akan lingkungan sekitarnya, dimana manusia terlibat dalam masalah sosial.
4)      Puisi & Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai ( value ) yang bermanfaat bagi lingkungan hidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau perempuan yang telah siap terhadap terhadap moral dan etika yang telah menjadi pilihannya.
Dipandang dari segi isinya puisi yang bagus merupakan ekspresi yang paling benar atas keseluruhan kepribadian manusia dan  karena itu ia dapat menyampaikan secara luar biasa keinsyafan pikiran dan hati manusia terhadap pengalaman dan peristiwa kehidupan.

B.     Seni dalam Ilmu Budaya Dasar
Kebudayaan di ciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi dari rasa indah (seni rasa indah).
Kesenian bagian kecil dari kebudayaan. Kesenian merupakan kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macamindranya,yaitu indera mata dan indera telinga,atau keduanya secara serentak.Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam indera itu,dibedakan atas tiga macam yaitu : Seni Rupa, Seni suara, dan Seni pertunjukan.
Karya seni kita katakan memberikan keindahan kepada manusia dan meyugukan ide-ide baru yang harus dimengerti dan mungkin direnungkan atupun ada yang harus di bahas kehebatan isinya
Kesenian dapat memberikan suguhan bagi kehidupan kejiwaan orang karena yang menjadi sasaran atau objeknya kehidupan alam luas dan kehidupan manusia, individual, maupun kelompok, serta nilai-nilai dan sebagainya. Fungsi seni / kesenia artinya hasil pengamatan orang terhadap apa yang dapat diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia;
1.      Memberikan rasa keindahan
2.      Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non seni.

C. Pengertian Sastra dan Nilai yang terkandung didalamnya
Sastra adalah bentuk karya seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Dengan menggunakan medium bahasa sastra dapat lebih banyak dan leluasa mengungkapkan atau mengekspresikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi penyempurnaan kehidupan manusia.
Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8).
Sastra pada umumnya bertalian dengan religiusitas manusia dan humanisme. Manusia alam dan religiusitas membentuk sistem kehidupan. Dalam teori klasik, alamlah yang memberikan inspirasi menggerakkan hati dan tangan manusia dalam penciptaan sesuatu seperti halnya menciptakan suatu karya yang bisa disebut karya sastra (Jarkasi, 2002:1).
Dikemukakan, sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dari segala macam kehidupannya maka ia tidak saja merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berfikir manusia. Disamping itu, sastra harus pula mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia.
1. Pengertian Cerpen
Cerpen sesuai dengan namanya adalah certa pendek akan tetapi berapa ukuran panjang dan pendeknya itu memang tidak ada kesepakatan diantara pengarang dan para ahli sastra. Edgar Allan Poe (Jassin, 1967:72) mengemukakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam (dalam Nurgiyantoro, 2009:1)
Didalam Kamus Istilah sastra ,Cerpen adalah kisahan yang dominan tentang satu tokoh dalam satu latar dan situasi dramatik. Cerpen harus memperlihatkan kepaduan sebagai patokan dasarnnya ( Zaidan dkk, 2007: 50).
Dalam bukunya yang berjudul Anatomi Sastra, Semi mengemukakan cerpen, cerpen adalah suatu karakter yang dijabarkan lewat rentetan suatu kejadian dari pada kejadian – kejadian itu sendiri dari satu persatu .(Hoerip) dalam Semi, 1993:34) yang ada didalamnnya lazim merupakan suatu pengalaman atau penjelajahan reaksi itulah pada hakikatnya disebut cerpen.
Cerpen ialah karya sastra yang memuat penceritaan secara memusatkan kepada satu peristiwa pokok saja. Semua peristiwa lain yang diceritakan dalam sebuah cerpen,hannyalah ditujukan untuk mendukung peristiwa pokok.
Dengan begitu cerpen menyuguhkan cerita yang dipadatkan digayakan dan diperkokoh oleh kemampuan imajinasi pengarang atau penulisnya. Cerpen sebagai suatu bentuk karya fiksi sesungguhnya merupakan karya sastra yang leng kap selesai. Semua bagian dari cerpen mesti terikat pada satu kesatuan jiwa : pendek, padat, dan lengkap. Cerpen adalah karya sastra yang paling digemari oleh masyarakat karena ceritanya yang menarik dan penuh imajinatif dari pengarang.
Cerpen dalam kesingkatannya, akan tampak pertumbuhan psikologis dari para pelaku cerita berkat perkembangan alur cerita itu sendiri. Jadi, cerpen merupakan pilihan sadar sastrawan; ia merupakan bentuk sastra yang yang berdaulat penuh, bukan hasil belum mampunya seseorang menulis novel tebal; cerpen sesungguhnya lengkap dan selesai sebagai suatu bentuk karya fiksi pengarang cerpen hanyalah membri arah saja.
Cerpen adalah arah saja yang menunjuk kesatu atau beberapa arah. Dan arah yang lainnya pembaca diminta mengambil bagian mutlak dalam kehidupan (dari dan dalam) cerpen arah yang diberi pengarang tadi haruslah dijajaki sendiri oleh pembaca. Dia mencernakan lebih lanjut dalam benakanya sendiri menurut gaya dan pikirannya sendiri ( Semi, 1993:35).
2. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang indah. Keindahan suatu nilai itu tergantung pada orang yang menggunakannya. Apakah nilai itu difungsikan dengan baik dan benar seperti nillai kebenaran, nilai moral, nilai kemanusiaan, nilai pendidikan, dan nilai religius. Sebaliknya nilai itu tidak akan berguna bila digunakan pada arah yang negatif.
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya : etika dan berhubungan erat (KBBI,2003:78).
Pendapat lain tentang nilai dikemukakan oleh Kaelan (2002:106) yang menyebutkan nilai (value) adalah sebagai sesuatu yang berharga dan diperjuangkan karena berguna (nilai pragmatis) benar (nilai logika),indah (nilai estetis) baik (nilai moral)dan diyakini (nilai religius)
Menurut Notonogoro sebagaimana yang dikutip (Budiyanto,2004) dalam Kaelan (2002:107) membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan fisik manusia, seperti : pangan, sandang, perumahan, kendaraan dan lain sebagainnya.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan, seperti : buku dan alat tulis bagi mahasiswa, palu bagi hakim.
c. Nilai kerohaniaan, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani (batin) manusia.
Nilai kerohaniaan dapat dibedakan lagi menjadi empat macam :
a) Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta).
b) Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia (Perasaaan, estetika, dan intuisi)
c) Niali moral / kebaikan yaitu nilai yang bersmber dari unsur kehendak atau kemauan manusia (karsa dan etika)
d) Nilai religius merupakan nilai ketuhanan yang bersumber dari keyakinan / kepercayaan terhadap Tuhan .
Nilai adalah kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin (Kaelan, 2002: 92).  
Menurut Muhammad  menjelaskan bahwa nilai adalah sesuatu yang dianggap bernilai apabila arah pilihan ditujukan pada yang baik, yang menarik dan yang diperbolehkan karena ada manfaat bagi manusia dan inilah yang diinginkan oleh  manusia dalam hidup bermanfaat.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan ahwa nilai merupakan sesuatu berharga dan di yakini oleh seseorang atau masyarakat sebagai acuan dalam bertindak. Nilai bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin jika difungsikan dengan baik dan benar.
Adapun nilai-nilai itu adalah nilai pragmatis nilai logika, nilai estetis, nilai moral, nilai religius dan juga nilai etika.
2. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos artinya adat kebiasaan, akhlak yang baik, bentuk jamaknya etha. Dari bentuk jamak ini dibentuk istilah bahasa Inggris Ethics yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi Etika, yaitu ilmu tentang kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik itu berupa perilaku, yaitu terbiasa berbuat baik. (Muhammad, 2005:66).
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan belbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan belbagai aspek kehidupan manusia.( Suseno,1987). Etika khusus dibagi menjadi etika individual yang membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup bermasyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus (Kaelan, 2002:86).
Etika atau moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Ia merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kahidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun dalam pergaulan.
Dengan demikian nilai-nilai etika itu merupakan nilai yang menyangkut kelakuan dan perbuatan manusia yang sesuai dengan atau menghargai martabat manusia. Apabila kelakuan dan perbuatan tidak sesuai dengan atau merendahkan martabat manusia, yang timbul adalah “masalah kemanusiaan”.
Ada dua jenis hubungan dalam kehidupan manusia, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan sang pencipta dan hubungan sesama manusia dalam hidup bermasyarakat. Manusia dibekali dengan etika atau moral yang mengandung sifat baik, benar, jujur, dan adil dalam besikap dan berbuat terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain dalam masyarakat. Etika atau moral kodrat adalah kebiasaan berperilaku atau berbuat baik, dan benar bermanfaat bagi semua orang karena kodrat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Apa yang dilakukan dan diharapkan hasilnya adalah nilai kebaikan, dan nilai kebenaran, nilai kemanfaatan bagi diri sendiri dan bagi orang lain masyarakat.
3. Nilai Etika yang berhubungan dengan Agama
Nilai etika yang berhubungan dengan agama ini bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu, misalnya hakikat Tuhan, manusia atas segala lainnya. Maka nilai tersebut bersifat mutlak karena hakikat Tuhan adalah kuasa prima (sebab pertama), sehingga segala sesuatu diciptakan (berasal dari Tuhan). Demikian juga jikalau berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut bersumber pada hakikat kodrat manusia, sehingga jikalau dijabarkan dalam norma hukum, maka diistilahkan sebagai hak dasar (hak asasi).
Agama dalam pengertian “Addien”, sumbernya adalah wahyu dari Tuhan. Sedangkan Kebudayaan sumbernya dari manusia, jadi agama tidak dapat dimasukkan kedalam lingkungan kebudayaan selama budaya berpendapat bahwa Tuhan itu dapat dimasukan kedalam hasil ciptaan manusia.
Agama adalah bukan produk manusia, tidak berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan. Tuhan mengutus Rasul untuk menyampaikan agama kepada umat. Dengan perantara malaikat, Tuhan mewahyukan firman-firman-Nya di dalam kitab suci kepada pesuruh-Nya. Isi kitab suci itu berasal dari Tuhan, disampaikan oleh malaikat, diucapkan oleh Rasul, sehingga dapat ditangkap, diketahui, dipahami dan selanjutnya diamalkan oleh umat.
Jadi jelas agama bukan bagian dari kebudayaan tetapi berasal dari Tuhan. Kebudayaan menurut Islam adalah mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam nyata juga mengatur hubungan manusia dengan alam gaib, terutama dengan yang Maha Esa.
4. Nilai Etika yang berhubungan dengan Kehidupan
Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia, nilai dijadikan landasan, alas, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak. Agar nilai kehidupan tersebut menjadi lebih berguna dalam menutup sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu lebih dikonkritkan lagi serta diformulasikan menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara konkrit. Maka wujud yang lebih konkrit dan nilai tersebut adalah merupakan suatu norma.
Dalam kehidupan manusia secara alamiah, jaminan atas kebebasan manusia baik sebagai individu maupun mahluk sosial sulit untuk dapat dilaksanakan, karena terjadi pembenturan kepentingan diantara mereka sehingga terdapat suatu kemungkinan terjadi anarkhisme dalam masyarakat. Dalam hubungan inilah manusia memerlukan suatu masyarakat hukum yang mampu menjamin hak-haknya, dan masyarakat itulah yang disebut negara. Oleh karena itu, berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dimensi politis mencakup lingkaran kelembagaan hukum dan negara. Dalam hubungan dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dimensi politis manusia senantiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum, sehingga senantiasa berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan etika senantiasa berkaitan dengan sikap-sikap moral dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat seara keseluruhan


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari ber­bagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan

B.     Saran-Saran
Manusia dengan kesadaranya bisa meraih mimpi, dengan segala angan-angannya, dengan kesadarn itu manusia berfikir, intinya punya nalar dengan logikanya, yaitu berfikir benar, dengan hasil pemikiran itu menghasilkan output yang di kelola di hati, dengan hasil dari pengelolaan itu, manusi bertindak dari apa yang sudah menjad planning dalam hidupnya, nilai yang terkandung dalam kehidupan manusia adalah kesenian, keindahan karena itulah yang bisa membuat manusia hidup tentram di dunia ini, maka dari itu ikutilah kata hati nurani untuk lebih mencintai keindahan intinya mencintai kenenagan dan kesenangan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Widyosiswoyo, Supartono,. Ilmu Budaya Dasar, Halia Indonesia 1996.

Prsetva, joko, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU,  Jakarta: Rineka Citra, 1991

Mustopo, Habib,  essai,. Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Budaya Kumpulan; Surabaya: usaha nasional, 1983

Hartoko, Dick, sj, dkk,. Ilmu Budaya Dasar, Buk panduan mahasiswa,  Jakarta: Prenhalindo, 2001

Taufi Ismail, Mouljanto, PKI dkk,. Prahara Budaya I, Kilas Efensif Lekra, Bandung:        Mizan, 1995
http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/pengertian-sastra-dan-cerpen-serta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar