BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah pengetahuan yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dalam kebudayaan. Istilah IBD
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities
itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi,
berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan
seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities
berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka
harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan
tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian,
Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah
identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
Pengetahuan Budaya) Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan
yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini
pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni
sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain.
B.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian sastra dalam Ilmu
Budaya Dasar?
2. Bagaimana terciptanya Ilmu Budaya
Dasar (IBD)?
3. Apa hubungan seni dalam Ilmu Budaya
Dasar?
C. Tujuan
Makalah
Dalam penyusunan makalah tentang Sastra sebagai Wujud
Karya Seni memiliki maksud yaitu :
1)
Mengetahui Sastra sebagai Wujud Karya Seni
2)
Mengetahui seharusnya sastra diajarkan
4) Mengetahui Sastra Sebagai Wujud Karya Seni
3)
Mengetahui manfaat dari pembelajaran sastra bagi jati diri bangsa
D. Kegunaan
Makalah
Penyusunan makalah ini semata-mata tidak hanya untuk
memenuhi tugas, tetapi diharap dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
secara praktis bagi pembaca dan bagi penulis. Secara teoritis makalah memiliki
manfaat supaya pembaca dapat mengetahui bagaimana sastra sebagai Wujud Karya
Seni apabila dipelajari dengan metode dan cara yang benar.
Sehingga pengetahuan sastra akan lebih mendidik dalam membentukan
jati diri dan karakter bangsa. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat
bagi:
1) Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan
dan konsep dalam pengaruh karya sastra terhadap aspek karakter diri.
2) Pembaca, sebagai media informasi tentang cara
pendidikan moral melalui pendekatan pengajaran sastra
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sastra Sebagai Wujud
Karya Seni
Kata
sastra” tentunya tidak asing di telinga penggemar novel. Arti sastra Menurut Sapardi Joko Damono. salah seorang pujangga
lndonesa terkemuka. adalah sarana urtuk menampilkan gambaran kehidupan. Dan kehidupan
itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.
Melihat
dari sudut pandang ini, sastra erat
kaitannya dengan ilmu sosial yang mencakup hubungan antar masyarakat dan
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Ilmu sosial memiliki beberapa cabang
ilmu utama. Salah satunya linguistik. ilmu yang mempelajari aspek pengetahuan
dan sosial dan bahasa. Pembagian bidang linguistik sendiri mencakup semantika
atau makna bahasa. pragmatika atau hubungan antara makna dan konteks. morfologi
atau morfem bahasa. sintaksis atau pakem dalam membuat kalimat, fonologi atau
perbendaharaan fonem. fonetika atau ilmu bunyi. leksikologi atau ilmu kata.
etimologi atau asal usul kata. dan ilmu perbandingan bahasa.
Kata
sastra berasal dan kata serapan dalam
Bahasa Sansekerta yang artinya pedornan atau ajaran. Menurut Pantli Sudjiman.
sastrawan. sastra adalah karya lisan atau tulisan yang memiliki ciri keunggulan
seperti keorisinalan. keartistikan. keindahan dalam isi dan ungkapannya. Dalam
Bahasa Indonesia. dikenal dengan istilah ‘kesusastraan’. Pembagian kesusastraan
biasanya berdasarkan bahasa atau daerah geografis.
Kategori
Sastra Sastra bisa dibagi atas sastra lisan dan sastra tertulis. Sastra lisan
tidak berhubungan dengan tulisan. tetapi lebih kepada ekspresi bahasa yang
diungkapkan secara oral mengensi pemikiran seseorang.
Kategori sastra
di antaranya sebagai berikut:
• Cerpen atau
cerita pendek. suatu bei-ituk prosa atau karangan yang tak terikat yang dibuat
tidak berdasarkan kejadian nyata atau ftktif dengan hanya mengambil satu atau
die bagian kehidupan tokoh utamanya. Contoh cerpen adalah The Tell — Tale Heart
karya Edgar Allan Poe.
• Novel. karya
fiksi prosa berbentuk naratif yang dalam Bahasa ltalia disebut.novella, yang
artinya sepotong berita atau sebuah cerita. Novel lebih panjang dan cerpen. bisa
sekitar 40.000 kata atau lebih dan jalan ceritanya tentang kehidupan
sehari-hari tokoh central dan menitikberatkan pada sisi ukurannya.
• Syair.
• Pantun. jenis
pulsi lama yang terdapat sampiran dan isi di dalamnya.
• Drama. bentuk
karya sastra yang dapat diperankan dalam suatu pertunjukan.
Lukisan, karya seni yang dikomunikasikan kepada
penikmatnya dengan menuangkan ide di atas kanvas dan cat warna warni sebagai
perartara.
Macam-Macam Karya Seni
Jenis-Jenis Seni
Secara umum seni dibedakan menurut indra
penserapannya yaitu seni audio, seni visual, dan seni audio-visual.
Seni audio adalah seni yang diserap melalui indra
pendengaran. Misalnya : seni musik atau suara, drama radio, puisi di radio dan
lain-lain.
Seni visual adalah seni yang
diserap melalui indra penglihatan. Umumnya dikenal dengan sebutan seni rupa.
Seni audio-visual adalah seni yang
sekaligus diserap oleh indra pendengaran dengan indra penglihatan. Misalnya :
seni tari, drama/theater, film dan lain-lain.
Disamping itu ada lagi seni lain yang tidak ditekankan pada jenis indra penserapannya yaitu seni sastra. Yang termasuk dalam seni sastra adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah deskripsi keadaan atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan ciri umum dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun imajinasi estetis.
Disamping itu ada lagi seni lain yang tidak ditekankan pada jenis indra penserapannya yaitu seni sastra. Yang termasuk dalam seni sastra adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah deskripsi keadaan atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan ciri umum dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun imajinasi estetis.
Untuk lebih mengenal perihal tentang
batasan-batasan dari masing-masing seni ini, dapat dikemukakan beberapa
pengenalan umum tentang aneka seni yang dimaksud diantaranya sebagai berikut :
- Seni Rupa
- Seni Musik
- Seni Tari
- Seni Drama/Theater
- Seni Sastra.
1. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu wujud
karya manusia yang mengandung unsur keindahan. Keindahannya diserap dengan
indra penglihatan seperti : seni lukis, seni pahat, seni patung, seni grafis,
seni lingkungan (environmental art), seni instalasi, seni pertunjukkan (performing
art), seni peristiwa (happening art) dan sebagainya. Rasa senang
ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari karya
tersebut seperti aneka warnanya, selang-seling garis, aneka bentuk
bidang-bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan lukisannya,
aspek tematik yang diungkapkannya, keunikannya, teksturnya, dan lain-lain.
Sedangkan keindahan dalam pengertian sederhananya adalah sesuatu yang
memberikan rasa senang tanpa pamrih pada orang yang melihatnya. Kesenangan yang
ditimbulkannya muncul serta merta karena keindahan karya itu sendiri, bukan
karena ada kepentingan lain yang membuatnya merasa senang.
2. Seni Musik
Seni musik atau seni
suara adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Rangkaian bunyi yang
didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi yang mendengarnya
karena adanya keserasian susunan dari rangkaian tangga nada bunyi-bunyi
tersebut.
Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu
musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan
suara manusia saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang diperoleh
dari memainkan alat-alat musik.
3. Seni Tari
3. Seni Tari
Seni tari adalah seni
yang diserap melalui indra penglihatan. Tetapi kekhususannya adalah keindahan
yang dinikmati pada gerakan-gerakan tubuh, terutama gerakan kaki dan tangan,
dengan ritme-ritme teratur, biasanya mengikuti irama musik. Seni tari juga
tidak terlepas dari seni rupa karena gerak-gerak yang diperlihatkan diserap
dengan indra penglihatan.
4. Seni Drama/Theater
Seni drama/theater
adalah seni peran atau lakon yang umumnya dimainkan di atas panggung. Seni ini
dinikmati sekaligus dengan indra penglihatan dan indra pendengaran. Dalam
ungkapan lain seni drama disebut juga dengan seni theater (panggung). Secara
umum merupakan gambaran sebuah peristiwa duniawi atau imajinasi yang dihadirkan
kembali diatas panggung. Keindahan seni drama terletak pada ketepatan alur
cerita yang diperankan oleh para pemain diatas panggung.
Saini KM dalam bukunya peristiwa theater (1996), menuliskan seni theater adalah seni dunia ambang, yaitu ambang untuk menoleh kepada yang indrawi dari pengalaman sehari-hari dan menoleh juga kepada dunia nilai.
Saini KM dalam bukunya peristiwa theater (1996), menuliskan seni theater adalah seni dunia ambang, yaitu ambang untuk menoleh kepada yang indrawi dari pengalaman sehari-hari dan menoleh juga kepada dunia nilai.
5. Seni Sastra
Seni sastra adalah seni
yang dikemukakan melalui susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan
yang dapat menimbulkan rasa senang tanpa pamrih bagi orang yang membacanya.
Secara garis besar seni sastra dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar
yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah seni sastra yang berusaha mendeskripsikan
keadaan, keinginan, atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan puisi adalah
seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi dengan menangkap inti
permasalahan yang ingin diungkapkan.
Mengutip pendapat
Alexander Smith (1835 : 366), Sutrisno (1999 : 132) dalam bukunya Kisi-Kisi
Estetika menulis : beda pokok antara prosa dan puisi. Prosa adalah bahasa akal
budi si seniman, sedangkan puisi adalah bahasa dari perasaan. Dalam prosa
seniman mengkomunikasikan pengertian akan hal-hal indrawi atau pikiran,
sedangkan dalam puisi seniman mengungkapkan bagaimana hal-hal itu menerpa,
menyentuh perasaan kita. Termasuk kedalam kategori prosa adalah karya sastra
yang berbentuk novel, cerita bersambung, cerita pendek, esai-esai yang
mengemukakan kritik dan pemikiran-pemikiran budaya. Sedangkan yang termasuk
dalam kategori puisi adalah pantun, syair, dan puisi-puisi lain dalam berbagai
bentuknya.
B. Karya sastra
Sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya,
serta memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan
perkembangan budaya suatu masyarakat. Sebagai sebuah seni, karya sastra
merupakan wujud kebebasan berpikir dan kedalaman rasa yang menghasilkan sesuatu
yang indah. Sebagai sebuah pembelajaran, karya satra bisa memberikan
pencerahan, cakrawala pemikiran, wawasan, kepekaan rasa, pendidikan dan
tuntunan hidup. Sebagai bagian dari hiburan, karya satra bisa menjadi media
pelepas penat yang mengasyikkan dan menggugah suasana. Sastra Indonesia
termasuk bagian dari sastra dunia yang cukup maju, terutama di antara
Negara-negara yang berhubungan erat dengan etnik dan kultur Melayu seperti
Malaysia dan Brunei Darussalam.
Dalam perkembangannya, Sastra Indonesia memang tidak lepas
dari peran dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan Melayu juga
nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa, sehingga perpaduan unsur
kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra sangat kental. Hal ini juga
dibuktikan dengan adanya angkatan-angkatan sastrawan dalam kesustraan Indonesia
yang mengikuti perkembangan sastra Melayu, perjalanan histories perjuangan
bangsa, serta munculnya pengaruh-pengaruh budaya dan moral dalam penyajian
sastra, baik dalam gaya bahasa, tema maupun latarnya. Para satrawan di masa
perjuangan, tidak saja memiliki sensitivitas dan orisinalitas dalam berkarya,
tetapi juga merealisasikan nilai-nilai religi dan budaya dalam karyanya,
memiliki kesadaran akan pentingnya perjuangan dan kepedulian terhadap nasib
bangsanya secara utuh. Perubahan zaman yang secara otomatis banyak mengubah
unsur-unsur budaya, tidak saja menginspirasi dan mempengaruhi secara
kebahasaan, tetapi seringkali menjadi dasar penentuan karakter dalam menyajikan
karya sastra, baik puisi, cerpen, novel maupun artikel. Para sastrawan atau
lebih tepat disebut penulis “diharuskan” memiliki sensitivitas terhadap setiap
pegerakan, perubahan dan perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan kata
lain, orisinalitas dalam berkarya akan sangat ideal jika didukung sensitivitas
terhadap perubahan sosial cultural dalam masyarakat. Seperti itulah idealnya
sebuah karya. Kreativitas ide harus disertai dengan kepekaan terhadap kkondisi
lingkungan supaya bisa dinikmati para pecinta sastra sebagai sesuatu yang
fresh. Harus diakui bahwa eksistensi karya sastra di zaman ini cenderung
“memenuhi” selera pasar, sehingga karya sastra yang dianggap out of date
cenderung ditinggalkan para peminat sastra. Misalnya, kaum remaja masa kini.
Kecenderungannya, mereka lebih menyukai suatu karya sastra yang simple, jujur,
mudah dicerna dan berbudaya “ngepop”, sesuai dengan kondisi zaman yang mereka
lalui. Mereka juga lebih menyukai suatu sajian karya sastra yang unik, yang
berbeda dengan kebanyakan.
Di sinilah kembali pentingnya orisinalitas dan sensitivitas
berkarya para penulis dengan menyesuaikan tema tulisan sebagai karya sastra
terhadap tema-tema kehidupan sosial remaja. Kondisi seperti itu pula yang
mendorong kreativitas para penulis untuk membuat “gebrakan” baru dalam khazanah
sastra Indonesia. Munculnya penulis-penulis seperti Habiburrahman El Shirazy,
Andrea Hirata, bahkan Raditya Dika seakan-akan memberikan angin segar bagi para
penikmat satra itu sendiri, serta mendorong kemunculan penulis-penulis lain
untuk meramaikan khazanah sastra Indonesia. Secara ide, para penulis ini
memiliki kreativitas yang luar biasa. Seorang El Shirazy misalnya, memiliki
ketajaman dan kedalaman pemahaman akan unsur, nilai budaya dan religi tertentu,
sehingga mampu melahirkan karya yang sarat tuntunan moral spiritual dan begitu
dinikmati oleh banyak kalangan. Andrea Hirata mampu menciptakan ide-ide yang
jujur dalam karyanya, sebagai wujud apresiasi atas pengalaman-pengalaman
hidupnya yang kaya secara moral dan cultural. Demikian pula Raditya Dika. Ia
menyajikan suatu karya yang lugas, polos, lucu dan jujur, dengan gaya bahasa
yang “gaul” dan menyentuh minat baca kaum remaja. Dengan melihat contoh-contoh
di atas, orisinalitas dan sensitivitas dalam menyajikan sebuah karya sastra
merupakan factor penting.
Hal ini tidak saja berkaitan dengan ekspektasi kepopuleran
karya tersebut, tetapi juga berhubungan dengan kepuasan si penulis dalam
mencurahkan ide dan perasaannya. Oleh karena itu, orisinalitas tidak saja
menyangkut ide, tetapi juga berhubungan dengan karakter tulisan yang
berimplikasi terhadap cara dan gaya menulis yang akan menjadi cirri khas
penulis itu sendiri. Dengan memperhatikan dua factor tersebut, tema-tema global
dalam karya sastra seperti novel dan cerpen memang tidak banyak berubah. Tema
percintaan, kritik sosial, kekhasan budaya yang berafiliasi terhadap kehidupan
sosial masyarakat, religi hingga tema-tema mistis masih banyak ditemukan dalam
cerpen atau novel. Akan tetapi, bentuk penyajian dan cara mengemas karya sastra
tersebut mengalami pergeseran.
Membandingkan karya sastra tahun 70-an dengan karya sastra
masa kini tentu banyak perbedaannya. Misalnya, cara bertutur para penulis dalam
karyanya, kebebasan mengekspresikan gagasan, dengan tidak terlalu terikat
kepada aturan-aturan baku dalam sastra. Melihat pergeseran tersebut, penilaian
tiap orang yang menikmati karya satra pasti berbeda. Jika boleh jujur dan tanpa
mengeneralisasi, karya-karya satra di masa kini memang lebih cepat popular dan
tenggelam. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya ragam karya dan penulisnya,
sehingga alternative pilihan pun kian banyak. Ada kesan tertentu yang sulit
didapat dari kebanyakan karya sastra saat ini, yaitu kesan “ketagihan” dan
menunggu karya-karya berikutnya dari si penulis. Opini ini mungkin tidak
sepenuhnya benar karena minat baca sendiri bersaing ketat dengan budaya menonton
tayangan-tayangan media audiovisual seperti televise dan video. Namun, jika
melihat karya novelis Andrea Hirata dan Habiburrahman El Shirazy, rasanya kesan
“ketagihan” itu akan muncul kembali. Orisinalitas dan sensitivitas mereka dalam
menuliskan gagasannya bisa menyentuh aspek spiritual, humanisme, emosional,
edukasi dan tentu saja aspek estetis sebuah karya satra.
C. Sastra Dalam Ilmu Budaya Dasar
1. Pengertian Sastra
Kesusasteraan pada lahiriahnya merupakan wujud dalam
masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan juga wujud dalam bentuk lisan.
Dalam kehidupan sehari-harian, kedua-dua bentuk kesusasteraan sememangnya tidak
terpisah dari pada kita. Misalnya, kita akan mendengar muzik yang mengandungi
lirik lagu yang merupakan hasil sastera. Dan kita sendiri pula akan menggunakan
pelbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah yang sebenarnya juga merupakan
kesusasteraan.
Bentuk-bentuk kesusasteraan. Kesusasteraan dapat dilahirkan
dalam berbagai bentuk bahasa. Dan secara kasarnya ia boleh dikategorikan kepada
Dua kategori yang besar menurut bentuk bahasa yang digunakan, yakni:
a)
Prosa : merujuk kepada hasil
kesusteraan yang ditulis dalam ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan
tatabahasa mudah. Biasanya ayat-ayat dalam kesusasteraan akan disusun dalam
bentuk karangan. Prosa adalah satu bentuk kesusasteraan yang lebih mudah
difahami berbanding dengan puisi. Contoh bagi kesusasteraan prosa ialah:
cerpen, novel,skripdrama,esseidansebagainya.
b)
Puisi : merujuk kepada hasil
kesusasteraan yang ditulis dengan "tidak menuruti tatabahasa". Ia
sebenarnya tidak terdiri daripada ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri
daripada frasa-frasa yang disusun dalam bentuk baris-barisan. Pada lazimnya,
puisi merupakan bahasa yang berirama dan apabila dibaca pembaca akan berasa
rentaknya. Contoh bagi kesuasteraan puisi termasuklah: Sajak, Syair, Pantun,
Gurindam, Lirik, Seloka, Mantera dan sebagainya. Ilmu Budaya Dasar dalam
Kesusteraan merupakan perpaduan unsure seni kebudayaan dengan kehidupan
manusia, dimana dalam proses kehidupannya..manusia sering kali melakukan
sesuatu
Dalam kesustraan dapat diperoleh berbagai gubahan yang
mengungkapkan tentang nilai budaya yang menjadi komponen penting dalam
pengajaran Ilmu Budaya Dasar. Salah satu bentuk sastra itu adalah Puisi,
dalam arti bahwa pembahasan puisi dalam rangka pengajaran IAD tidak akan
diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengasjaran sastra dan apresiasinya yang
murni.puisi itu akan dipakai sebagai media dan sekaligus sebagai sumber belajar
sesuai dengan tema-tema pokok bahasa yang terdapat pada IAD.
Disamping puisi, dalam kesusastraan dikenal juga bentuk
drama sebagai wujud karya fiksi yang prosais.
a.
IBD Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah
prosa banyak persamaanya. Kadang–kadang disebut narrative fiction, Prose
Fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia, prosa diterjemahkan
menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa an alur yangdihasilkan oleh
daya khayal atau imajinasi.Dalam kesusastraan indonesia terdapat prosalamadan
prosa baru.
b.
Nilai-Nilai Dalam Prosa fiksi
Ilmu
Budaya Dasar lebih menitik beratkan manusia dengan segala persoalannya. Manusia
dan cinta kasih, keindahan, penderitaan dan keadilan. Manusia dan pandangan
hidup, tanggung jawab, pengabdian, kegelisahan, manusia dan harapan.
Karya sastra dapat dibagi menjadi dua. Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya. Karya sastra yang menyuarakan aspiras jamannya mengajak pembaca untuk
mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Sedangkan karya sastra yang
menyuarakan gejolak jamannya mengajak pembacanya untuk merenung.
Pada hakikatnya manusia dan budaya tak akan pernah lepas.
dimana ada manusia pasti akan terbentuk sebuah kebudayaan. Dimana para manusia
membuat suatu karya seni, bahasa, agama dll. Dan kebudayaan tersebut juga akan
berubah seiring dengan bertambahnya waktu. Dan secara sederhana, manusia adalah
pelaku budaya, sedangkan budaya adalah objek yang dilakukan oleh manusia.
Adapun
nilai yang bisa diperoleh dari sastra adalah:
1)
Kesenangan.
2)
Informasi.
3)
Memberi warisan kultural.
4)
Memberi keseimbangan wawasan.
2.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan
Dengan Puisi
Seni/Sastra adalah suatu kebudayaan yang dibuat oleh
manusia. Seni adalah sebuah karya yang dibuat manusia, sedangkan sastra adalah
suatu bahasa yang dibuat manusia. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sumber
belajar dalam Ilmu Budaya Dasar. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair
mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui bahasa yang artistik/estetik
yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan puisi dapat dibangun dengan
menggunakan:
a.
Figura bahasa seperti personifikasi,
metafora, perbandingan dan lain-lain.
b. Kata-kata ambigu.
c.
Kata-kata yang berjiwa berisi
perasaan dan pengalaman penyair.
d. Kata-kata konotatif yang diberi
tambahan nilai rasa dan asosiasi tertentu.
e.
Pengulangan yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal yang dilukiskan.
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar penyajian dari
penyair puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar (IBD) antara lain:
1)
Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia
Puisi biasanya merupakan suatu bentuk eskpresi diri dari
pengalaman hidup sesorang atau memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas
pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya.
Puisi juga mampu menghubungkan pengalaman hidup sendiri
dengan pengalaman yang dituangkan penyair kedalam puisinya, dimana manusia
ingin menunjukkan ke-eksisannya dalam kehidupan, dimana imaginative entry yaitu
kemampuan menghubungkan pengalaman hidup dengan puisi yang dihasilkan.
2)
Puisi Dan keinsyafan/Kesadaran
Individual
Puisi yang mengajak mahasiswa untuk menjenguk hati/pikiran
manusia, karena puisi bisanya mampu menyentuh sisi-sisi yang mengenai
perihal :
a)
Topeng yang dipakai manusia dalam
dunia nyata.
b)
Berbagai peran yang diperankan orang
dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.
3) Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan pengetahuan kepada manusia/makhluk
sosial yang terlibat issue dan permasalahan sosial. Secara imajinatif puisi
lewat penafsiran tentang situasi dasar kondisi manusia sosial. Puisi juga
menjadikan manusia sadar akan pengetahuan akan lingkungan sekitarnya, dimana
manusia terlibat dalam masalah sosial.
4) Puisi & Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai ( value ) yang
bermanfaat bagi lingkungan hidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau
perempuan yang telah siap terhadap terhadap moral dan etika yang telah menjadi
pilihannya.
Dipandang dari segi isinya puisi yang bagus merupakan ekspresi
yang paling benar atas keseluruhan kepribadian manusia dan karena itu ia
dapat menyampaikan secara luar biasa keinsyafan pikiran dan hati manusia
terhadap pengalaman dan peristiwa kehidupan.
B.
Seni dalam Ilmu Budaya Dasar
Kebudayaan di ciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat
dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan
psikisnya yang tercukupi dari rasa indah (seni rasa indah).
Kesenian bagian kecil dari kebudayaan. Kesenian merupakan
kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia
melalui dua macamindranya,yaitu indera mata dan indera telinga,atau keduanya
secara serentak.Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam indera
itu,dibedakan atas tiga macam yaitu : Seni Rupa, Seni suara, dan Seni
pertunjukan.
Karya seni kita katakan memberikan keindahan kepada manusia
dan meyugukan ide-ide baru yang harus dimengerti dan mungkin direnungkan atupun
ada yang harus di bahas kehebatan isinya
Kesenian dapat memberikan suguhan bagi kehidupan kejiwaan
orang karena yang menjadi sasaran atau objeknya kehidupan alam luas dan
kehidupan manusia, individual, maupun kelompok, serta nilai-nilai dan
sebagainya. Fungsi seni / kesenia artinya hasil pengamatan orang terhadap apa
yang dapat diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia;
1.
Memberikan rasa keindahan
2.
Memberikan tunjangan dan bantuan
untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non seni.
C. Pengertian Sastra dan Nilai yang
terkandung didalamnya
Sastra adalah bentuk karya seni yang menggunakan
bahasa sebagai mediumnya. Dengan menggunakan medium bahasa sastra dapat lebih
banyak dan leluasa mengungkapkan atau mengekspresikan nilai-nilai yang
bermanfaat bagi penyempurnaan kehidupan manusia.
Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan
menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8).
Sastra pada umumnya bertalian dengan religiusitas
manusia dan humanisme. Manusia alam dan religiusitas membentuk sistem
kehidupan. Dalam teori klasik, alamlah yang memberikan inspirasi menggerakkan
hati dan tangan manusia dalam penciptaan sesuatu seperti halnya menciptakan suatu
karya yang bisa disebut karya sastra (Jarkasi, 2002:1).
Dikemukakan, sebagai
seni kreatif yang menggunakan manusia dari segala macam kehidupannya maka ia
tidak saja merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berfikir
manusia. Disamping itu, sastra harus pula mampu menjadi wadah penyampaian
ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat
manusia.
1.
Pengertian Cerpen
Cerpen sesuai dengan namanya adalah certa pendek
akan tetapi berapa ukuran panjang dan pendeknya itu memang tidak ada
kesepakatan diantara pengarang dan para ahli sastra. Edgar Allan Poe (Jassin,
1967:72) mengemukakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca
dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam (dalam Nurgiyantoro,
2009:1)
Didalam Kamus Istilah sastra ,Cerpen adalah kisahan
yang dominan tentang satu tokoh dalam satu latar dan situasi dramatik. Cerpen
harus memperlihatkan kepaduan sebagai patokan dasarnnya ( Zaidan dkk, 2007:
50).
Dalam bukunya yang berjudul Anatomi Sastra, Semi
mengemukakan cerpen, cerpen adalah suatu karakter yang dijabarkan lewat
rentetan suatu kejadian dari pada kejadian – kejadian itu sendiri dari satu
persatu .(Hoerip) dalam Semi, 1993:34) yang ada didalamnnya lazim merupakan
suatu pengalaman atau penjelajahan reaksi itulah pada hakikatnya disebut
cerpen.
Cerpen ialah karya sastra yang memuat penceritaan
secara memusatkan kepada satu peristiwa pokok saja. Semua peristiwa lain yang
diceritakan dalam sebuah cerpen,hannyalah ditujukan untuk mendukung peristiwa
pokok.
Dengan begitu cerpen menyuguhkan cerita yang
dipadatkan digayakan dan diperkokoh oleh kemampuan imajinasi pengarang atau
penulisnya. Cerpen sebagai suatu bentuk karya fiksi sesungguhnya merupakan
karya sastra yang leng kap selesai. Semua bagian dari cerpen mesti terikat pada
satu kesatuan jiwa : pendek, padat, dan lengkap. Cerpen adalah karya sastra
yang paling digemari oleh masyarakat karena ceritanya yang menarik dan penuh
imajinatif dari pengarang.
Cerpen dalam kesingkatannya, akan tampak pertumbuhan
psikologis dari para pelaku cerita berkat perkembangan alur cerita itu sendiri.
Jadi, cerpen merupakan pilihan sadar sastrawan; ia merupakan bentuk sastra yang
yang berdaulat penuh, bukan hasil belum mampunya seseorang menulis novel tebal;
cerpen sesungguhnya lengkap dan selesai sebagai suatu bentuk karya fiksi
pengarang cerpen hanyalah membri arah saja.
Cerpen adalah arah saja yang menunjuk kesatu atau
beberapa arah. Dan arah yang lainnya pembaca diminta mengambil bagian mutlak
dalam kehidupan (dari dan dalam) cerpen arah yang diberi pengarang tadi
haruslah dijajaki sendiri oleh pembaca. Dia mencernakan lebih lanjut dalam
benakanya sendiri menurut gaya dan pikirannya sendiri ( Semi, 1993:35).
2.
Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang indah. Keindahan suatu
nilai itu tergantung pada orang yang menggunakannya. Apakah nilai itu
difungsikan dengan baik dan benar seperti nillai kebenaran, nilai moral, nilai
kemanusiaan, nilai pendidikan, dan nilai religius. Sebaliknya nilai itu tidak
akan berguna bila digunakan pada arah yang negatif.
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting
atau berguna bagi kemanusiaan dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai
dengan hakikatnya : etika dan berhubungan erat (KBBI,2003:78).
Pendapat lain tentang nilai dikemukakan oleh Kaelan
(2002:106) yang menyebutkan nilai (value) adalah sebagai sesuatu yang berharga
dan diperjuangkan karena berguna (nilai pragmatis) benar (nilai logika),indah
(nilai estetis) baik (nilai moral)dan diyakini (nilai religius)
Menurut Notonogoro sebagaimana yang dikutip
(Budiyanto,2004) dalam Kaelan (2002:107) membagi nilai menjadi tiga bagian
yaitu :
a.
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan fisik manusia,
seperti : pangan, sandang, perumahan, kendaraan dan lain sebagainnya.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan, seperti : buku dan alat tulis bagi mahasiswa, palu bagi hakim.
c. Nilai kerohaniaan, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani (batin) manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan, seperti : buku dan alat tulis bagi mahasiswa, palu bagi hakim.
c. Nilai kerohaniaan, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani (batin) manusia.
Nilai
kerohaniaan dapat dibedakan lagi menjadi empat macam :
a)
Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio,
budi, dan cipta).
b)
Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia (Perasaaan,
estetika, dan intuisi)
c)
Niali moral / kebaikan yaitu nilai yang bersmber dari unsur kehendak atau
kemauan manusia (karsa dan etika)
d)
Nilai religius merupakan nilai ketuhanan yang bersumber dari keyakinan /
kepercayaan terhadap Tuhan .
Nilai adalah kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin (Kaelan, 2002: 92).
Menurut Muhammad menjelaskan bahwa nilai adalah sesuatu yang
dianggap bernilai apabila arah pilihan ditujukan pada yang baik, yang menarik
dan yang diperbolehkan karena ada manfaat bagi manusia dan inilah yang
diinginkan oleh manusia dalam hidup
bermanfaat.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
ahwa nilai merupakan sesuatu berharga dan di yakini oleh seseorang atau masyarakat
sebagai acuan dalam bertindak. Nilai bermanfaat bagi kehidupan manusia baik
lahir maupun batin jika difungsikan dengan baik dan benar.
Adapun
nilai-nilai itu adalah nilai pragmatis nilai logika, nilai estetis, nilai
moral, nilai religius dan juga nilai etika.
2.
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos artinya
adat kebiasaan, akhlak yang baik, bentuk jamaknya etha. Dari bentuk jamak ini
dibentuk istilah bahasa Inggris Ethics yang kemudian diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Etika, yaitu ilmu tentang kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang
baik itu berupa perilaku, yaitu terbiasa berbuat baik. (Muhammad, 2005:66).
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan belbagai ajaran moral
(Suseno, 1987). Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu
dalam hubungannya dengan belbagai aspek kehidupan manusia.( Suseno,1987). Etika
khusus dibagi menjadi etika individual yang membahas kewajiban manusia terhadap
diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap
manusia lain dalam hidup bermasyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar
dari etika khusus (Kaelan, 2002:86).
Etika atau moral dalam karya sastra biasanya
mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang
nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Ia
merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan masalah kahidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan
sopan santun dalam pergaulan.
Dengan demikian nilai-nilai etika itu merupakan nilai yang menyangkut kelakuan dan perbuatan manusia yang sesuai dengan atau menghargai martabat manusia. Apabila kelakuan dan perbuatan tidak sesuai dengan atau merendahkan martabat manusia, yang timbul adalah “masalah kemanusiaan”.
Dengan demikian nilai-nilai etika itu merupakan nilai yang menyangkut kelakuan dan perbuatan manusia yang sesuai dengan atau menghargai martabat manusia. Apabila kelakuan dan perbuatan tidak sesuai dengan atau merendahkan martabat manusia, yang timbul adalah “masalah kemanusiaan”.
Ada dua jenis hubungan dalam kehidupan manusia,
yaitu hubungan manusia dengan Tuhan sang pencipta dan hubungan sesama manusia
dalam hidup bermasyarakat. Manusia dibekali dengan etika atau moral yang
mengandung sifat baik, benar, jujur, dan adil dalam besikap dan berbuat
terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain dalam masyarakat. Etika atau
moral kodrat adalah kebiasaan berperilaku atau berbuat baik, dan benar
bermanfaat bagi semua orang karena kodrat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna. Apa yang dilakukan dan diharapkan hasilnya adalah nilai
kebaikan, dan nilai kebenaran, nilai kemanfaatan bagi diri sendiri dan bagi
orang lain masyarakat.
3.
Nilai Etika yang berhubungan dengan Agama
Nilai etika yang berhubungan dengan agama ini bersifat
universal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu, misalnya
hakikat Tuhan, manusia atas segala lainnya. Maka nilai tersebut bersifat mutlak
karena hakikat Tuhan adalah kuasa prima (sebab pertama), sehingga segala
sesuatu diciptakan (berasal dari Tuhan). Demikian juga jikalau berkaitan dengan
hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut bersumber pada hakikat kodrat
manusia, sehingga jikalau dijabarkan dalam norma hukum, maka diistilahkan
sebagai hak dasar (hak asasi).
Agama dalam pengertian “Addien”, sumbernya adalah
wahyu dari Tuhan. Sedangkan Kebudayaan sumbernya dari manusia, jadi agama tidak
dapat dimasukkan kedalam lingkungan kebudayaan selama budaya berpendapat bahwa
Tuhan itu dapat dimasukan kedalam hasil ciptaan manusia.
Agama adalah bukan produk manusia, tidak berasal
dari manusia, tetapi dari Tuhan. Tuhan mengutus Rasul untuk menyampaikan agama
kepada umat. Dengan perantara malaikat, Tuhan mewahyukan firman-firman-Nya di
dalam kitab suci kepada pesuruh-Nya. Isi kitab suci itu berasal dari Tuhan,
disampaikan oleh malaikat, diucapkan oleh Rasul, sehingga dapat ditangkap,
diketahui, dipahami dan selanjutnya diamalkan oleh umat.
Jadi jelas agama bukan bagian dari kebudayaan tetapi
berasal dari Tuhan. Kebudayaan menurut Islam adalah mengatur hubungan manusia
dengan manusia dan alam nyata juga mengatur hubungan manusia dengan alam gaib,
terutama dengan yang Maha Esa.
4.
Nilai Etika yang berhubungan dengan Kehidupan
Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia, nilai
dijadikan landasan, alas, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik
disadari maupun tidak. Agar nilai kehidupan tersebut menjadi lebih berguna
dalam menutup sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu lebih dikonkritkan
lagi serta diformulasikan menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia
untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara konkrit. Maka wujud yang lebih
konkrit dan nilai tersebut adalah merupakan suatu norma.
Dalam kehidupan manusia secara alamiah, jaminan atas
kebebasan manusia baik sebagai individu maupun mahluk sosial sulit untuk dapat
dilaksanakan, karena terjadi pembenturan kepentingan diantara mereka sehingga
terdapat suatu kemungkinan terjadi anarkhisme dalam masyarakat. Dalam hubungan
inilah manusia memerlukan suatu masyarakat hukum yang mampu menjamin
hak-haknya, dan masyarakat itulah yang disebut negara. Oleh karena itu,
berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial,
dimensi politis mencakup lingkaran kelembagaan hukum dan negara. Dalam hubungan
dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
dimensi politis manusia senantiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum,
sehingga senantiasa berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pendekatan etika senantiasa berkaitan dengan sikap-sikap moral
dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat seara keseluruhan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan
yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini
pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni
sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya
Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan
budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam
pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam
pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar
menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan
B.
Saran-Saran
Manusia dengan kesadaranya bisa meraih mimpi, dengan segala
angan-angannya, dengan kesadarn itu manusia berfikir, intinya punya nalar
dengan logikanya, yaitu berfikir benar, dengan hasil pemikiran itu menghasilkan
output yang di kelola di hati, dengan hasil dari pengelolaan itu, manusi
bertindak dari apa yang sudah menjad planning dalam hidupnya, nilai yang
terkandung dalam kehidupan manusia adalah kesenian, keindahan karena itulah
yang bisa membuat manusia hidup tentram di dunia ini, maka dari itu ikutilah
kata hati nurani untuk lebih mencintai keindahan intinya mencintai kenenagan
dan kesenangan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Widyosiswoyo,
Supartono,. Ilmu Budaya Dasar, Halia Indonesia 1996.
Prsetva,
joko, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU, Jakarta: Rineka Citra, 1991
Mustopo,
Habib, essai,. Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Budaya Kumpulan;
Surabaya: usaha nasional, 1983
Hartoko,
Dick, sj, dkk,. Ilmu Budaya Dasar, Buk panduan mahasiswa, Jakarta:
Prenhalindo, 2001
Taufi
Ismail, Mouljanto, PKI dkk,. Prahara Budaya I, Kilas Efensif Lekra,
Bandung: Mizan, 1995
http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/pengertian-sastra-dan-cerpen-serta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar