PENGARUH
DUKUNGAN PIMPINAN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENGENDALIAN PENERIMAAN
PREMI
(Sensus
Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya)
abstrack
This
research aims to knows (1) the influence of leader’s support on the internal
control in Insurance Company in Tasikmalaya. (2) the influence of leaders
support on the operation of insurance premium acceptance, (3) the infleunce og
internal contrrol on the operation of insurance premium acceptanc, (4) the
influence of leader’s support and and internal control simultanly on the
operation of insurance premium acceptance. The tool of analysis used is a
pathanalysis with the scale of interval measurement. The result of the research
indicates that: (1) the laeder’s support has influence on the internal control
no significantly; (2) the leader’s support has influence on the operation of
insurance premium acceptance significantly, (3) the internal control has
influence on the operation of insurance premium acceptance significantly; and
(4) both the leader’s support and internal control have influence on the
operation of insurance premium acceptance significantly.
Keywords:
Leader’s Supoort, Internal Control, the Operation of Insurance Premium
Acceptance
abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh
dukungan pimpinan terhadap pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi di kota
Tasikmalaya. (2) pengaruh dukungan pimpinan terhadap pengendalian penerimaan
premi asuransi. (3) pengaruh dukungan pimpinan terhadap pengendalian penerimaan
premi asuransi. (4) pengaruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara
simulan terhadap pengendalian penerimaan premi asuransi. alat analisis yang
digunakan adalah analisi jalur (path
analysis) dengan skala pengukuran interval. Hasil penelitian menunjukan
bahwa: (1) dukungan pimpinan berpengaruh tidak signifikan terhadap pengendalian
intern, (2) dukungan pimpinan berpengaruh signifikan terhadap pengendalian
penerimaan premi asuransi, (3) pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi,
dan (4) dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi asuransi.
Kata
Kunci: Dukungan Pimpinan, Pengendalian Intern, Pengendalian Penerimaan premi
Asuransi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Manusia
selalu dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang mempunyai faktor risiko dan
faktor ketidakpastian yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang yang
tidak dapat diramalkan sebelumnya dan tidak terdapat kesengajaan. Karena tiap
orang dihadapkan pada masalah yang tidak dapat diperhitungkan secara pasti atas
beban hidupnya sendiri, maka manusia tersebut berada dalam keadaan tidak tenang
karena tidak mengetahui secara pasti peristiwa-peristiwa apa yang akan
dihadapinya.
Berbagai upaya
dilakukan manusia untuk mencegah dan menghindari faktor risiko dan faktor
ketidakpastian tersebut, namun faktor-faktor tersebut merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan kehidupan bisnis perusahaan.
Menyadari hal tersebut diatas, manusia mengharapkan adanya suatu perlindungan
dan sedapat mungkin memperkecil risiko atas suatu kejadian yang dapat terjadi
di masa yang akan datang yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, maka
timbul suatu pemikiran dari sekelompok orang tertentu untuk membentuk suatu
organisasi yang berorientasi pada masalah tersebut, yang kemudian dikenal
dengan nama Asuransi.
Sebagai
perusahaan penjual jasa pada masyarakat umum, perusahaan asuransi harus
benar-benar memiliki likuiditas yang memadai dalam arti dana yang dimiliki
harus dapat menanggung polis yang telah dikeluarkan pada tertanggung. Disinlah
letak fungsi utama dari perusahaan asuransi, yaitu sebagai mekanisme pengalihan
risiko dengan membentuk dana. Dengan diberikan jaminan dan pemberian ganti rugi
atas peristiwa-peristiwa yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang kemudian
akan ditanggung oleh pihak asuransi, maka sebagai konsekuensinya kepada
perusahaan asuransi sebagai penanggung, manusia baik secara individu maupun
secara kelompok (perusahaan) yang dalam hal ini disebut sebagai tertanggung
mempunyai kewajiban membayar sejumlah uang (premi) kepada perusahaan asuransi
Pada
pelaksanaannya, kegiatan penerimaan premi asuransi tentunya tidak terlepas dari
hambatan-hambatan baik dikarenakan keterbatasan pengetahuan ataupun tingkat
pemahaman masyarakat mengenai asuransi itu sendiri, maupun hambatan-hambatan
lain yang timbul akibat adanya penyelewengan oleh oknum pada perusahaan
asuransi. Seperti yang dikutip dari sebuah blog pribadi tanggal 27 Juni 2012,
Setyowati menjadi nasabah pada salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia
sejak tahun 2003. Ia tertarik dengan salah satu prosuk yang ditawarkan oleh
tenaga pemasaran (agen asuransi) yang bernama Susanti. Ia tidak pernah
terlambat membayar premi asuransinya. Bahkan ia membayarkan premi asuransinya
sebelum jatuh tempo melalui Susanti. Pada tahun 2005, Setyowati ingin
mengajukan klaim asuransi yang dimilikinya, tercantum manfaat asuransi berupa
penggantian biaya rawat inapsejumlah sekian persen dari biaya yang telah
dikeluarkannya oleh pemegang polis asuransi (tertanggung). Kemudian ia
mengubungi agen Susanti untuk membantunya mengurus klaim tersebut. Seluruh
persyaratan pengajuan klaim yang diminta oleh perusahaan asuransi telah
diberikannya melalui agen Susanti. Setelah 3 minggu ia mendapat jawaban bahwa
perusahaan asuransi menolak klaim tersebut dengan alasan status polisnya
“lapse” (tidak berlaku) pada saat terjadinya kecelakaan (resiko yang harus
ditanggung oleh pihak asuransi). atas penolakan tersebut Setyowati tidak
tinggal diam dan mendatangi kantor agen Susanti sambil membawa semua bukti
pembayaran yang dimilikinya. Ia menanyakan alasan “lapse” yang dialaminya,
karena selama menjadi nasabah ia tidak pernah terlambat membayar premi. Setelah
diadakan penyelidikan, terbukti bahwa agen Susanti telah menggelapkan setoran
premi dari nasabah Setyowati. Akibatnya polis milik Setyowati “lapse” pada saat
terjadi risiko kecelakaan yang seharusnya ditanggung oleh pihak
perusahaanasuransi.(http://gagasanhukum.wordpres.com/2008/06/23/tanggung-gugat-perusahaan-asuransi/.)
Dari contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan
penerimaan premi asuransi, diperlukan suatu dukungan yang positif dari pimpinan
dan pengendalian intern yang memadai dalam rangka mengendalikan penerimaan
premi asuransinya.
Berdasarkan
fenomena diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai: “ Pengaruh Dukungan Pimpinan
dan Pengendalian Intern Terhadap Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi “
Identifikasi
Masalah
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dari uraian
diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dukungan pimpinan
dan pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya
2. Bagaimana Pengendalian
penerimaan premi pada perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
3.Bagaimana pengaruh dukungan
pimpinan dan pengendalian intern secara simultan dan parsila pada perusahaan
asuransi di Kota Tasikmalaya
Tujuan penelitian
Adapun
tujuan dari diadakan penulisan skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dukungan pimpinan dan
pengendalian intern pada perusahaan Asuransi Si Tasikmalaya
2.Untuk mengetahui pengendalian penerimaan premi
pada perusahaan asuransi di Kota Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui pengaruh dukunan pimpinan dan
pengendalian interb secara parsial dan simultan terhadap pengendalian
penerimaan premi
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
Pimpinan
adalah orang yang mempunyai kewenangan untuk memberikan tugas dan kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain (bawahan) melalui pola hubungan yang baik guna
mencapai tujuan perusahaan. Dukungan pimpinan merupakan refleksi sikap positif
pimpinan dalam memberikan respon terhadap suatu objek yang dihadapi (Saifuddin:
2011).
Fungsi
dukungan pimpinan harus mampu membantu organisasi dalam memelihara pengendalian
efektif dengan cara memelihara komunikasi yang baik, memberikan
dorongan-dorongan positif baik secara moril maupun materiil sehingga merasa
aman dan nyaman secara psikologis dalam bekerja yang nantinya akan mendorong
peningkatan pelaksanaan pengendalian intern secara berkesinambungan. Seperti
yang dikemukan oleh Willy Susilo (2002 : 243) menjelaskan bahwa “Komitmen dan dukungan pimpinan, baik
secara moril maupun materiil yang memadai sangat diperlukan. Komitmen
mengandung pengertian bahwa pimpinan perlu bersikap konsisten dan konsekuen.
Konsisten berarti memberikan dukungan secara terus menerus dan konsekuen
berarti bersedia memainkan peran yang diharapkan”.
Dari
pengertian diatas pimpinan harus mempunyai komitmen dalam memberikan dukungan
kepada para karyawannya secara konsisten dan konsekuen sehingga terjadi pola
hubungan yang baik antara keduanya yang akan berdampak pada penegakan
pelaksanaan pengendalian intern yang memadai. Pada instansi yang relative kecil
dengan karyawan yang sedikit jumlahnya dan kegiatan operasi perusahaan masih
terbatas, pimpinan instansi tersebut dapat langsung mengawasi jalannya
instansi. Lain halnya apabila instansi tersebut menginjak sedang maupun besar
pimpinan instansi sudah tidak mungkin mengawasi langsung jalannya instansi
dikarenakan jenjang pengawasan sudah luas. Oleh karena itu pimpinan perlu
dibantu oleh alat pengendalian yang disebut pengendalian intern.
Pada
umumnya pengendalian intern meliputi analisa terhadap pelaksanaan, program
latihan kepegawaian dan pengendalian kualitas. Dalam mencapai suatu
pengendalian intern yang memadai, maka perlu didikung oleh unsur-unsur yang
membentuk pengendalian intern, Menurut
Mulyadi (2002;183) bukunya
“Auditing“ menyebutkan bahwa :
“Lima
unsur pokok pengendalian intern terdiri dari (1) Lingkungan Pengendalian, (2)
penaksiran risiko, (3) informasi dan komunikasi, (4) aktivitas pengendalian,dan
(5) pemantauan.”
Pengendalian
intern ini dapat membantu perusahaan mengontrol kegiatan-kegiatannya dalam
rangka mencapai tujuannya. Pengendalian Intern merupakan alat pengendalian yang
sangat membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan
penting bagi suatu perusahaan. Pimpinan dapat menilai seluruh aktivitas
perusahaan dengan pengendalian intern.
Dari
pengertian di atas dapat diartikan bahwa pengendalian intern adalah kegiatan
perusahaan dalam mengadakan pengendalian terhadap struktur organisasi,
prosedur-prosedur keuangan guna mendapatkan kecermatan dan ketelitian pada data
akuntansi, tindakan efisien dan efektif serta dipatuhinya kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Apabila pengendalian intern yang
ada telah memadai maka manajemen dapat mengetahui bahwa aktivitas yang
dilakukan oleh seksi-seksi bawahannya telah dilaksanakan dengan benar, terutama
masalah penerimaan premi yang diterima. Dalam hal ini, transaksi-transaksi yang
dapat mempengaruhi penerimaan premi harus dapat dikendalikan dengan baik
mengingat premi merupakan sumber utama dari seluruh aktivitas perusahaan
asuransi, sehingga berpengaruh juga terhadap kelansungan hidup perusahaan. Premi
merupakan pendapatan pada perusahaan asuransi. Sebagai sumber pendapatan, premi
merupakan salah satu faktor yang penting yang dapat menjaga kelangsungan hidup
perusahaan asuransi. Oleh karena itu perusahaan harus semaksimal mungkin memperoleh pendapatan yang memuaskan dan
diharapkan dapat menggunakan segala sumber yang ada dalam perushaan seefisien
mungkin
Penerimaan Premi
pada dasarnya merupakan aspek yang paling mendorong terciptanya manajemen yang
ideal, maka penerimaan tersebut harus dikendalikan sebaik mungkin agar
pencatatan penerimaan premi sesuai dengan realisasinya. Pengendalian penerimaan
premi merupakan kebijakan yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan
sistem akuntansi yang diterapkan oleh manajemen
untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan dicapai
( Amir Abadi Yusup : 2000) . Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
penerimaan premi harus dikendalikan agar
terhindar dari berbagai kecurangan dan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi yang akan berdampak pada sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Jenis
pengendalian atas penerimaan premi yang paling utama adalah pengamatan fisik
sebelum terjadinya peristiwa yang merugikan. Pengamatan fisik atas penerimaan
premi dapat dilakukan memlaui penyimpanan dalam lemari besi, keberadaan dan
kelengkapan catatan, formulir dan dokumen yang ditunjang dengan penyimpanan
yang baik untu memperkecil risiko kehilangan serendah mungkin.
Bagian terpenting dari tanggung jawab di dalam
pelaksanaan penerimaan pendapatan premi adalah dengan mengikuti identifikasi
langkah-langkah seperti yang dikemukakan Arens dan Loebbecke (2003 :290) yaitu
sebagai berikut:
“1.
Pendapatan premi yang dicatat adalah dana yang secara aktual diterima oleh
perusahaan. (Keabsahan)
2.
Transaksi diotorisasi dengan pantas (Otorisasi)
3.
Kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal pendapatan premi. (Kelengkapan)
4.
Pendapatan premi yang dicatat telah disetor dan dicatat pada nilai yang
diterima. (penilaian)
5.
Pendapatan premi diklasifikasikan dengan pantas. (Klasifikasi)
6.
Pendapatan premi dicatat dalam waktu yang sesuai. (Tepat waktu)
7.
Pendapatan premi dimasukan dengan semestinya dalam berkas induk dan
dikhtisarkan dengan benar. (Posting dan Pengikhtisaran)”.
Dengan mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dalam
penerimaan premi, kemungkinan kesalahan dan kecurangan dalam penerimaan
pendapatan premi asuransi dapat diminimalisir sehingga penerimaan kas dapat
utuh.
HIPOTESIS
Berdasarkan uraian
diatas, maka penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
1)
“
Dukungan Pimpinan berpengaruh terhadap Pengendalian Intern”
2)
”
Dukungan Pimpinan berpengaruh secara parsial terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi Asuransi”
3)
“
Pengendalian Intern berpengaruh secara parsial terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi Asuransi”
4)
“Dukungan
Pimpinan dan Pengendalian Intern secara simultan berpengaruh terhadap
Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi”
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
survei, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil.
Tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono,
2006:7)
Adapun
metode analisis data yang penulis lakukan adalah dengan metode deskriftif kuantitatif, yaitu mengubah data-data
kualitatif menjadi suatu ukuran data kuantitatif yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang terjadi.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun tehnik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Penelitian
Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian ini dilakukan secara
langsung pada objek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer.
Pengumpulan data-data primer tersebut dilakukan melalui:
a.
Observasi,
yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
diteliti.
b.
Wawancara,
yaitu suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi
verbal secara langsung antara pewawancara dengan responden atau pihak
perusahaan yang terkait.
c.
Kuesioner,
yaitu daftar isian terstruktur yang diajukan oleh penulis kepada responden yang
berhubungan erat dengan topik permasalahan, kuesioner yang penulis ajukan
kepada responden mengacu kepada indikator dari variabel independen maupun
variabel dependen.
2.
Studi
Kepustakaan
Tehnik
ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data
primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari
buku-buku srta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek
penelitian.
Jenis
Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Sifat
data ini adalah data deret waktu (time
series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang
waktu tertentu. Sumber data yang diteliti dalam penelitian ini berupa data
primer. Data primer merupakan data/informasi yang telah diperoleh dari lhasil
wawancara,observasi dan penyebaran kuesioner pada perusahaan Asuransi mengenai Dukungan
Pimpinan,Pengendalian intern dan Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi.
Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan
judul penelitian, yaitu “Pengaruh
Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi Asuransi”, terdapat 3 variabel
yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel
tersebut adalah:
1.
Variabel
bebas (Independent variable)
Adalah variabel
yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Sebaliknya variabel
ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.
Berdasarkan judul di atas, maka yang merupakan variabel bebasnya adalah
Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern.
2.
Variabel
terikat (Dependent variable)
Adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel
bebas. Berdasarkan judul diatas, maka yang merupakan variabel terikatnya adalah
Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi.
Analisis Statistik
Dalam
penelitian ini, penulis melakukan
analisis data dengan analisis jalur (path
analisis) dengan mengolah data yang diperoleh dari responden. Maksud
pengolahan data disini adalah pengolahan data mentah yang diperoleh dari
jawaban responden terhadap instrumen penelitian (kuisioner) yang disebarkan,
tujuannya untuk mentransformasi data kualitatif kedalam data kuantitatif,
sehingga dapat di analisis secara kuantitatif dengan metode statistik yang
ditetapkan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar penyusunan
atau kuisioner.
Apabila data terkumpul, kemudian
dilakukan pengolahan data, disajikan dan dianalisis. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai variabel X1, X2 dan variabel
Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan batasan interval yang diperoleh
dari nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuisioner untuk mengetahui
kriteria penilaian variabel X1, X2 dan variabel Y.
Dari
struktur path analisis diatas, terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu :
1)
Menghitung koefisien jalur
=
dengan rumus :
Koefisien
korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian
jika hubungan antar variabel tidak kuat maka niali r akan kecil, besarnya
koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan
2)
Pengujian secara simultan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
= Koefisien jalur dari Xi terhadap Y
= Koefisien regresi dari variabel Xi
terhadap variabel Y
3) Pengujian
faktor residu/sisa
=
Dimana:
=
4) Pengujian hipotesis operasional
a)
Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan
variabel bebas Xj
Ho
:
= 0
Ha :
≠ 0
Dengan kriteria
penolakan Ho jika
>
Rumus statistik
yang digunakan adalah :
(Sugiyono,
2006:292)
Keterangan :
r :
Koefisien korelasi
n-2: Derajat kebebasan
r2 : Koefisien determinisasi
n :
Jumlah sampel
t :
Hasil hitung dengan student method
b)
Pengujian secara simultan
Ho
: ρYx1 = ρYx2 = 0
Ha
: ρYx1= ρYx2 ≠ 0
Dengan
kriteria penolakan Ho jika
>
Uji signifikasi menggunakan rumus
:
F
=
Statistik
uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas
= k dan
= n-k-l
c) Pengujian secara parsial
Hipotesis operasional :
Ho
: ρYxi = 0
Ha
: ρYxi ≠ 0
Uji
signifikan menggunakan dua arah, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut :
Terima
Ho jika -t½ ɑ ≤
≤ t½ ɑ
Terima
Ho jika -t½ ɑ >
atau
> t½ ɑ
Uji
statistik menggunakan rumus :
=
Statistik
uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-l
Adapun perumusan Ho dan Ha adalah
sebagai berikut :
Ho : ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh dukungan
pimpinan dan pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi
asuransi.
Ha : ρ ≠ 0 Terdapat pengaruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern terhadap
pengendalian penerimaan premi asuransi.
Ho : ρx₂x₁ =
0Tidak terdapat pengaruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern.
Ha : ρx₂x₁ ≠
0Terdapat pengaruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern terhadap
pengendalian penerimaan premi asuransi.
Ho : ρYx₁= 0 Tidak terdapat pengaruh
dukungan pimpinan dan pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan
premi asuransi.
Ha : ρYx₁ ≠ 0 Terdapat pengaruh dukungan pimpinan dan
pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi asuransi.
Ho : ρYx₁ = 0 Tidak terdapat pengaruh
dukungan pimpinan dan pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan
premi asuransi.
Ha : ρYx₂ ≠ 0 Terdapat pengaruh
dukungan pimpinan dan pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan
premi asuransi.
e. Penarikan
kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pengujian di atas, penulis akan melakukan analisa secara kuantitatif dan
hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah
ditetapkan itu diterima atau ditolak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi penelitian ini akan
menunjukan keberadaan perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya yang menjadi
lokasi penelitian, meliputi Dukungan Pimpinan, Pengendalian Intern dan
Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi. Sampel Penelitian diambil berdasarkan
kesediaan pihak perusahaan untuk mengisi kuesioner yang telah penulis ajukan
sebelumnya
Hasil pengujian data penelitian
diperoleh dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas instruten penelitian.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden atas
pertanyaan yang diberikan memiliki validitas (keasihan) atau tidak. Sebuah
instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
vailiditas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Adapun pertanyaan yang penulis ajukan kepada
responden terdiri dari tiga kelompok yaitu sua variabel independen, dalam hal
ini Dukungan Pimpinan (X₁) dan Pengendalian Intern (X₂) dan
satu variabel dependen yaitu Pengendalian Penerimaan Premi (Y).
Berdasarkan
hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Product Momen Pearson diketahui bahwa semua item pernyataan
dinyatakan valid (rhitung > rtabel). Uji validitas
tersebut tertera dalam Hasil Statistik berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Variabel X₁ (Dukungan Pimpinan)
Item
|
rhitung
|
rtabel
|
Status
|
1
|
0,840
|
0,553
|
Valid
|
2
|
0,732
|
0,553
|
Valid
|
3
|
0,793
|
0,553
|
Valid
|
4
|
0,517
|
0,553
|
Tidak Valid
|
5
|
0,636
|
0,553
|
Valid
|
6
|
0,678
|
0,553
|
Valid
|
7
|
0,830
|
0,553
|
Valid
|
8
|
0,788
|
0,553
|
Valid
|
Rekapitulasi
Hasil Uji Validitas Variabel X₂ (Pengendalian Intern)
Item
|
rhitung
|
rtabel
|
Status
|
1
|
0,643
|
0,553
|
Valid
|
2
|
0,791
|
0,553
|
Valid
|
3
|
0,791
|
0,553
|
Valid
|
4
|
0,578
|
0,553
|
Valid
|
5
|
0,635
|
0,553
|
Valid
|
6
|
0,671
|
0,553
|
Valid
|
7
|
0,647
|
0,553
|
Valid
|
8
|
0,618
|
0,553
|
Valid
|
9
|
0,671
|
0,553
|
Valid
|
10
|
0,678
|
0,553
|
Valid
|
11
|
0,644
|
0,553
|
Valid
|
12
|
0,791
|
0,553
|
Valid
|
13
|
0,629
|
0,553
|
Valid
|
14
|
0,589
|
0,553
|
Valid
|
15
|
0,578
|
0,553
|
Valid
|
16
|
0,612
|
0,553
|
Valid
|
17
|
0,643
|
0,553
|
Valid
|
18
|
0,658
|
0,553
|
Valid
|
19
|
0,668
|
0,553
|
Valid
|
20
|
0,635
|
0,553
|
Valid
|
21
|
0,671
|
0,553
|
Valid
|
22
|
0,589
|
0,553
|
Valid
|
23
|
0,671
|
0,553
|
Valid
|
24
|
0,618
|
0,553
|
Valid
|
Rekapitulasi
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pengendalian Penerimaan Premi Asuransi)
Item
|
rhitung
|
rtabel
|
Status
|
1
|
0,677
|
0,553
|
Valid
|
2
|
0,562
|
0,553
|
Valid
|
3
|
0,717
|
0,553
|
Valid
|
4
|
0,627
|
0,553
|
Valid
|
5
|
0,818
|
0,553
|
Valid
|
6
|
0,906
|
0,553
|
Valid
|
7
|
0,566
|
0,553
|
Valid
|
Sedangkan
teknik pengujian reliabilitas menggunakan teknik belah dua/split half (Spearman Brown)
dengan hasil yang diperoleh pada lampiran statistik dibawah ini, artinya bahwa
bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel.
Reliability
Statistics
|
|
Cronbach's
Alpha
|
N of Items
|
.776
|
9
|
Reliability Statistics
|
|
Cronbach's
Alpha
|
N of Items
|
.834
|
7
|
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
.951
|
24
|
Tanggapan Responden mengenai
Dukungan Pimpinan
Rekapitulasi
Indikator Dukungan Pimpinan
No
|
Uraian
|
Skor
yang ditargetkan
|
Skor
yang diperoleh
|
Kategori
|
1
|
Dalam
pelaksanaan penerimaan premi pimpinan/manajemen membatasi ruang lingkup kerja
karyawan bagaian penerimaan dalam melaksanakan tugas
|
65
|
58
|
Sangat Baik
|
2
|
Dalam
pelaksanaan penerimaan premi di perusahaan perlu ada komitmen dan dukungan
yang memadai dari pimpinan baik secara moril maupun materil
|
65
|
54
|
Baik
|
3
|
Manajemen
secara konsisten melaksanakan berbagai prosedur yang telah ditetapkan
|
65
|
59
|
Sangat baik
|
4
|
Pimpinan
fungsional berupaya bersifat bersahabat
|
65
|
56
|
Baik
|
5
|
Pimpinan
selalu konsisten dan konsekuen terhadap kebijakan-kebijakan tentang sistem
pengendalian yang diterapkan pada bagian penerimaan premi
|
65
|
58
|
Sangat baik
|
6
|
Pihak
pimpinan/manajemen selalu konsisten memberikan dukungan kepada karyawan
bagian penerimaan
|
65
|
56
|
Baik
|
7
|
Pimpinan
selalu memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh karyawan terutama karyawan
bagian penerimaan premi
|
65
|
57
|
Sangat
Baik
|
8
|
Pimpinan
selalu memberikan kosekuensi terhadap ketidakjujuran yang dilakuka terhadap
berbagai prosedur pengendalian yang telah ditetapkan
|
65
|
56
|
Baik
|
Jumlah
|
520
|
455
|
Dengan
demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan
responden atas dukungan pimpinan yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota
Tasikmalaya adalah 455. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki
skor yang paling tinggi yaitu Manajemen secara konsisten melaksanakan berbagai
prosedur yang telah ditetapkan, sedangkan yang memiliki skor yang terendah
yaitu Dalam pelaksanaan penerimaan premi di perusahaan perlu ada komitmen dan
dukungan yang memadai dari pimpinan baik secara moril maupun materil.
Dari hasil penelitian di atas,
menunjukkan bahwa dukungan pimpinan ini menunjukkan dalam klasifikasi sangat
baik yang berarti, dukungan pimpinan sangat mempengaruhi kinerja bagian
penerimaan premi di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya.
Pengendalian
Intern pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
Pengendalian
Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
1. Keandalan Pelaporan Keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku
3. Efektifitas dan Efisiensi operasi
Adapun untuk mengetahui
interprestasi nilai total jawaban responden dalam pengendalian intern yang ada
di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 4.33 :
Tabel 4.37.
Rekapitulasi
Indikator Pengendalian Intern
No
|
Uraian
|
Skor
yang ditargetkan
|
Skor
yang diperoleh
|
Kategori
|
1
|
Budaya pentingnya integritas dan etika dalam
bentuk komunikasi lisan dalam rapat, diskusi dan keteladanan sehari-hari
|
65
|
51
|
Baik
|
2
|
Perusahaan melakukan bimbingan moral kepada
karyawan agar membedakan tindakan baik dan buruk dalam mengelola penerimaan
premi
|
65
|
62
|
Sangat baik
|
3
|
Gaya manajemen dalam perusahaan mempengaruhi para
pegawai akan pentingnya pengendalian intern
|
65
|
57
|
Sangat Baik
|
4
|
Fiolosofi dan gaya manajemen perusahaan mendukung
terhadap pengendalian penerimaan premi
|
65
|
58
|
Sangat baik
|
5
|
Struktur organisasi bermanfaat bagi semua pegawai
untuk memahami tugas, tanggung jawab dan wewenang
|
65
|
57
|
Sangat baik
|
6
|
Struktur
organisasi memberikan gambaran yang jelas mengenai wewenang dan tanggung
jawab dalam mengelola penerimaan premi
|
65
|
61
|
Sangat
baik
|
7
|
Struktur
organisasi diterapkan dalam penetapan keputusan perusahaan
|
65
|
59
|
Sangat
baik
|
8
|
Dalam mengelola penerimaan
premiperusahaan mengoordinasikan dengan potensi yang ada
|
65
|
53
|
Baik
|
9
|
Perusahaan melakukan sosialisasi penggunaan
teknologi baru dalam aktivitas penerimaan premi
|
65
|
56
|
Baik
|
10
|
Kemajuan teknologi mempengaruhi kegiatan
penerimmaan premi yang akan dilakukan
|
65
|
58
|
Sangat
baik
|
11
|
Perusahaan memerlukan prosedur otoritas oleh
orang-orang yang bertindak sesuai lingkup wewenangnya
|
65
|
59
|
Sangat
baik
|
12
|
Dalam hal penerimaan premi diotorisasi oleh
pimpinan
|
65
|
57
|
Sangat
baik
|
13
|
Hasil kinerja dijadikan tolak ukur untuk
meningktakan kinerja pada masa yang akan datang
|
65
|
60
|
Sangat
baik
|
14
|
Perusahaan menerapkan perlindungan yang baik untuk
mengamankan aset dan catatanya
|
65
|
59
|
Sangat
baik
|
15
|
Dalam mengamankan aset dan catatannya perusahaan
selalu melakukan aktivitas pengendalian perusahaan
|
65
|
58
|
Sangat
Baik
|
16
|
Pencatatan dan dokumentasi penerimaan premi di
perusahaan mengalami peningkatan setelah dilakukan perbaikan
|
65
|
57
|
Sangat
Baik
|
17
|
Pimpinan perusahaan selalu melakukan tugas dan
wewenang secara tertulis
|
65
|
51
|
Baik
|
18
|
Karyawan bagian penerimaan premi mempunyai arus
komunikasi terbuka dengan seluruh bagian lainnya
|
65
|
57
|
Sangat
Baik
|
19
|
Perusahaanmelakukan
pencatatan penerimaan dan pengeluaran aktiva oleh pegawai yang berbeda
|
65
|
57
|
Sangat
Baik
|
20
|
Laporan bagian penerimaan premi disiapkan secara
tepat waktu dan informatif
|
65
|
57
|
Sangat
Baik
|
21
|
Apabila terjadi perubahan kondisi, kebijakan
maupun peraturan diperlukan suatu penyesuaian yang relevan
|
65
|
56
|
Baik
|
22
|
Perusahaan memerlukan tindakan perbaikan dalam
pengendalian intern untuk mendukung penerimaan premi
|
65
|
59
|
Sangat
Baik
|
23
|
Pemantauan terhadap aktivitas operasi dilakukan
seara terus menerus
|
65
|
56
|
Baik
|
24
|
Perusahaan melakukan pemantauan untuk menilai
kualitas kinerja
|
65
|
55
|
Baik
|
Jumlah
|
1560
|
1370
|
Dengan
demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan
responden atas pengendalian intern yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota
Tasikmalaya adalah 1370. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang
memiliki skor yang paling tinggi yaitu : Perusahaan melakukan bimbingan moral
kepada karyawan agar membedakan tindakan baik dan buruk dalam mengelola
penerimaan premi, sedangkan yang memiliki skor yang terendah yaitu Budaya
pentingnya integritas dan etika dalam bentuk komunikasi lisan dalam rapat,
diskusi dan keteladanan sehari-hari dan Pimpinan perusahaan selalu melakukan
tugas dan wewenang secara tertulis . Dari hasil penelitian di atas bahwa audit
operasional ini menunjukkan klasifikasi sangat baik .
Tanggapan
Responden Mengenai Pengendalian Penerimaan Premi
Penerimaan sering disebut juga
dengan pendapatan. Pendapatan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan.
Premi merupakan sumber pendapatan
yang sangat penting bagi perusahaan asuransi, sehingga diperlukan pengendalian
yang memadai disertai dengan
penerapan sistem akuntansi yang
benar-benar dipraktekan serta dipatuhi oleh seluruh karyawan. Penerapan
pengendalian penerimaan premi sudah dilaksanakan dengan baik dalam kegiatan
operasional perusahaan. Pengendalian tersebut dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang mungkin
terjadi dalam pengelolaan premi.
Pengendalian penerimaan premi
yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya adalah:
Keabsahan, Otorisasi, Kelengkapan, Penilaian, Klasifikasi, Tepat waktu, Posting
dan pengikhtisaran.
Menurut
Sudjana (1997 : 79) klasifikasi setiap indikator variabel Y (pengendalian
Adapun
untuk mengetahui interprestasi nilai total jawaban responden dalam pengendalian
penerimaan premi yang ada di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya dapat dilihat
pada tabel 4.45 :
Tabel
4.45
Rekapitulasi
Indikator Pengendalian Penerimaan Premi
No
|
Uraian
|
Skor
yang ditargetkan
|
Skor
yang diperoleh
|
Kategori
|
1
|
Dilakukan
penelusuran dari jurnal pendapatan premi ke rekening koran
|
65
|
60
|
Sangat Baik
|
2
|
Perusahaan
melakukan otorisasi pada setiap transaksi
|
65
|
59
|
Sangat Baik
|
3
|
Dilakukan
persetujuan dan penelusuran pencatatan dari nota pembayaran kedalam jurnal
penerimaan premi untuk mencegah terjadinya penghilangan transaksi
|
65
|
58
|
Sangat Baik
|
4
|
Diadakan
rekonsiliasi atas perkiraan-perkiraan dan membandingkannya dengan laporan
yang ada dalam komputerisasi
|
65
|
59
|
Sangat Baik
|
5
|
Perusahaan
melakukan sistem pencatatn dengan menggunakan bagan-bagan perkiraan yang
memadai serta verifikasi intern dengan memeriksa dokumen-dokumen pendukung
pendapatan premi
|
65
|
58
|
Sangat Baik
|
6
|
Membandingkan
tanggal setoran dengan tanggal dalam jurnal pendapatan premi
|
65
|
56
|
Sangat Baik
|
7
|
Perusahaan
melakukan pengiriman rekening bulanan secara reguler kepada pelanggan
|
65
|
58
|
Sangat Baik
|
Jumlah
|
455
|
408
|
Dengan demikian bahwa nilai yang
diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas pengendalian
penerimaan premi yang dilakukan Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya adalah
408.
Dari hasil
penelitian di atas bahwa pengendalian penerimaan premi asuransi ini menunjukkan
klasifikasi sangat baik yang berarti bahwa Perusahaan Asuransi di Kota
Tasikmalaya sudah melakukan pengendalian penerimaan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
Pembahasan
Pengaruh
Dukungan Pimpinan terhadap Pengendalian Intern
Untuk mengetahui
pengaruh dukungan pimpinan terhadap pengendalian intern, penulis menggunakan path analysis. Adapun proses perhitungan
datanya dilakukan dengan menggunakan software
SPSS versi 17.0.
Ø Dari
hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel
Model Summary)pada lampiran 5,
diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2
(koefisien determinasi).Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi
antara dukungan pimpinan dengan kompetensi staf akuntansi sebesar 0,413. Ini
berarti antara dukungan pimpinan dengan penerapankompetensi staf akuntansi
mempunyai hubungan yaitu sebesar 41,3%. Sedangkan koefisien determinasi atau R2
menunjukkan besarnya pengaruh dukungan pimpinan terhadap kompetensi staf
akuntansi, yaitu sebesar 0,170 atau 17,0%. Artinya 17,0% variabilitas variabel
kompetensi staf akuntansi dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam hal ini
adalah dukungan pimpinan. Pengaruh faktor lainnya (faktor residu) terhadap
pengendalian intern selain dukungan pimpinan adalah sebesar 83%. Artinya jika
dukungan pimpinan baik maka akan baik pula pengendalian intern nya.
Hal ini dapat diasumsikan apabila dukungan
pimpinan dalam hal penegakan pelaksanaan pengendalian dan komitmen dalam
mendukung pengendalian intern baik maka pengendalian intern pun akan berjalan
baik pula. Pengaruh faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi pengendalian
intern selain dukungan pimpinan diantaranya adalah sumber daya manusia dan
fasilitas kerja.
Dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel,
maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 5 diperoleh nilai thitung
sebesar 0,1502. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel
sebesar 2,228 sehingga thitung<ttabel (0,1502 < 2,228)dengan tingkat
signifikansi 0,161 > 0,05. Dikarenakan thitung<ttabel dan
tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah
terima Ho atau tolak Ha, artinya dukungan pimpinan berpengaruh tidak signifikan
terhadap pengendalian intern.
Dengan demikian, apabila dukungan
pimpinan pada Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik
maka akan menunjang terhadap pengendalian internya. Namun tidak signifikan, hal
ini dikarenakan pengendalian intern dipengaruhi oleh banyak faktor selain
dukungan pimpinan seperti sumber daya manusia dan fasilitas kerja.
Pengaruh
Dukungan Pimpinan Secara Parsial terhadap Pengendalian Penerimaan Premi
Untuk mengetahui pengaruh
dukungan pimpinan secara parsial terhadap pengendalian penerimaan premi, maka
dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “Dukungan Pimpinan
berpengaruh signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi”, yang berarti
apabila dukungan pimpinan dilaksanakan dengan baik, maka akan menyebabkan
pengendalian penerimaan premi nya akan semakin baik pula.
Untuk menguji hipotesis diatas,
maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian.Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficient) pada lampiran 6, diperoleh nilai koefisien beta atau koefisien
standar (standardized coefficient)
untuk variabel X1 (dukungan pimpinan) terhadap variabel Y
(pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,588. Ini berarti antara
dukungan pimpinan dengan pengendalian intern mempunyai hubungan yaitu sebesar
58,8% dengan kategori tinggi (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai koefisien
determinasi adalah sebesar 0,345 (0,5882), menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh dukungan pimpinan terhadap pengendalian intern adalah sebesar
34,5%. Artinya 34,5% variabilitas variabel pengendalian penerimaan premi
dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah
dukungan pimpinan.
Dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel,
maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai thitung
sebesar 2,492. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel
sebesar 2,228 sehingga thitung>ttabel (2,492 > 2,228)dengan tingkat
signifikansi 0,032> 0,05. Dikarenakan thitung>ttabel dan
tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah
tolak Ho atau terima Ha, artinya dukungan pimpinan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi.
Dengan demikian, apabila dukungan
pimpinan Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik maka
akan menunjang terhadap pengendalian penerimaan premi yang berkualitas.
Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Sheila Cane yang di alih bahasakan oleh Martin Widjokongko
(1998:247). Serta sesuai dengan studi empirik terdahulu dari Evan Muttaqin
Darussalam (2007) dan deskripsi hasil penelitian yang dilakukan.
Faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap kualitas pengendalian penerimaan premi
diantaranya adalah pengendalian intern dan budaya organisasi dan sistem
informasi akuntansi.
Pengaruh Pengendalian Intern Secara Parsial
terhadap Pengendalian Penerimaan Premi
Untuk mengetahui pengaruh
pengendalian intern secara parsial terhadap pengendalian penerimaan premi, maka
dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “Pengendalian
Intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Penerimaan
Premi”, yang berarti apabila pengendalian intren pada Perusahaan Asuransi di
Kota Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik, maka akan menyebabkan Pengendalian
Penerimaan Premi nya menjadi baik pula.
Untuk menguji hipotesis diatas,
maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian.Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficients) pada lampiran 6, diperoleh nilai koefisien beta atau koefisien
standar (standardized coefficient)
untuk variabel X2 (pengendalian intern) terhadap variabel Y
(pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,594. Ini berarti antara
pengendalian intern dengan pengendalian penerimaan premi mempunyai hubungan
yaitu sebesar 59,4% dengan kategori sedang (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan
nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,352 (0,5942),
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pengendalian intern terhadap pengendalian
penerimaan premi adalah sebesar 35,2%. Artinya 35,2% variabilitas variabel
pengendalian penerimaan premi dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas
yang dalam hal ini adalah pengendalian intern.
Dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel,
maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai thitung
sebesar 2,515. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel
sebesar 2,228 sehingga thitung>ttabel (2,515> 2,228)dengan tingkat
signifikansi 0,031< 0,05. Dikarenakan thitung>ttabel dan
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah
tolak Ho atau terima Ha, artinya pengendalian intern secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi.
Dengan demikian, apabila
pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya dilaksanakan
dengan baik, maka Pengendalian Penerimaan Premi Pada Perusahaan Asuransi di
kota Tasikmalaya pun akan semakin baik.
Hasil penelitian ini pun
mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yogi Garnida (2002) yang
mengkaji pengaruh pengendalian intern terhadap efektifitas pembayaran klaim.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengendalian intern terhadap efektifitas pembayaran klaim.
Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Pengendalian
Intern terhadap Pengendalian Penerimaan Premi
Untuk mengetahui pengaruh
dukungan pimpinan dan pengendalian intern secara simultan terhadap pengendalian
penerimaan premi, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan
adalah “Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi”, yang berarti apabila
dukungan pimpinan dan pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi dilaksanakan
dengan baik, maka akan menyebabkan pengendalian penerimaan premi nya semakin
baik pula.
Untuk menguji
hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian.Dari
hasil perhitungan SPSS versi 17.0
(Tabel Model Summary) pada lampiran
6, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2(koefisien
determinasi).Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara
dukungan pimpinan dan kompetensi staf akuntansi terhadap kualitas informasi
keuangan daerah sebesar 0,701. Ini berarti antara dukungan pimpinan dan
pengendalian intern terhadap pengendalian penerimaan premi mempunyai hubungan yaitu
sebesar 70,1% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2009:250). Sedangkan nilai
koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara
dukungan pimpinan dan kompetensi staf akuntansi terhadap kualitas informasi
keuangan daerah, yaitu sebesar 0,492 atau 49,2%. Artinya 49,2% variabilitas
variabel pengendalian penerimaan premi dipengaruhi secara simultan oleh
variabel bebas yang dalam hal ini adalah dukungan pimpinan dan pengendalian
intern. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap kualitas informasi
keuangan daerah selain dukungan pimpinan dan kompetensi staf akuntansi adalah
sebesar 39,2%.
Dengan kriteria
tolak Ho jika Fhitung> dari Ftabel, maka berdasarkan
perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai Fhitung sebesar
4.835. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka Ftabel
sebesar 4,10 sehingga Fhitung> Ftabel (4,835 >
4,10) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,034 yang berarti lebih kecil dari
tingkat α = 0,05. Dikarenakan Fhitung> Ftabel dan
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah
tolak Ho atau terima Ha, artinya dukungan pimpinan dan pengendalian intern
berpengaruh signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi.
Hal ini berarti apabila
pelaksanaan dukungan pimpinan dan Pengendalian intern pada Perusahaan Asuransi
di kota Tasikmalaya dilaksanakan secara bersamaan dengan baik, maka
pengendalian penerimaan premi pada Perusahaan Asuransi di kota Tasikmalaya akan
semakin baik..
Adapun faktor lain (faktor
residu) yang kemungkinan mempengaruhi pengendalian penerimaan premi selain
dukungan pimpinan dan pengendalian intern diantaranya adalah Budaya organisasi,
sistem informasi akuntansi dan asimetri informasi.
Wilopo
(2006) membuktikan bahwa sistem pengendalian intern yang efektif akan mengurangi
praktik kecurangan akuntansi yang secara otomatis dapat mempengaruhi kualitas
laporan keuangan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh sistem pengendalian
intern terhadap pengendalian penerimaan premi.Dalam penelitian yang sama,
Wilopo (2006) juga membuktikan adanya pengaruh asimetri informasi terhadap
kecurangan akuntansi. Asimetri informasi yang dimaksud dalam penelitian ini
ialah adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dan bawahan.Kondisi
ini menyebabkan berkurangnya keandalan informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan sehingga kualitas laporan keuangan juga menurun.
Secara lengkap, pengaruh antara
variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat pada Gambar
4.1
X1
|
Y
|
= 0,413
|
=
0,588
|
=0,712
|
ἑ
X2
|
= 0.91
Gambar 4.1 Nilai
koefisien jalur antara Variabel Dukungan Pimpinan dan Pengendalian Intern
dengan Pengendalian Penerimaan Premi
Pengaruh langsung maupun tidak
langsung antara variabel X1 dan X2 dengan Y berdasarkan
Gambar 4.1, disajikan dalam Tabel 4.46:
Tabel 4.46
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
antar Variabel Penelitian
Variabel
|
Pengaruh
Langsung
|
Pengaruh
tidak Langsung
|
Jumlah
|
X1
|
(rYX1)2
(0,588)2
|
0,345
|
|
(rX2X1)
(rYX1) (rYX2)
(0,588)
(0,413) (0,594)
|
0,144
|
||
Total
pengaruh X1 terhadap Y
|
0,489
|
||
X2
|
(rYX2)2
(0,594)2
|
0,352
|
|
(rX2X1)
(rYX1) (rYX2)
(0,588)
(0,413) (0,594)
|
0,144
|
||
Total
pengaruh X2 terhadap Y
|
0,497
|
||
0,986
|
|||
Total
pengaruh X1 dan X2 terhadap Y √(1-R²)=0,712
0,712²=0,508
|
0,478
|
||
Pengaruh
Faktor Residu e2® Y =
|
(rYe2) = 1
– 0,478
|
0,522
|
|
Total
pengaruh X1, X2 dan e2 terhadap
Y
|
1,000
|
Dari hasil analisis berdasarkan
Tabel 4.46 menunjukkan bahwa koefisien
jalur variabel X1(dukungan pimpinan) terhadap variabel
Y(Pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,588. Dengan demikian pengaruh
langsung variabel X1 terhadap Y adalah sebesar 0,345 yang artinya
pengaruh langsung dukungan pimpinan terhadap kualitas informasi keuangan daerah
sebesar 34,5%. Koefisien jalur variabel X2 (pengendalian intern)
terhadap variabel Y (pengendalian penerimaan premi) adalah sebesar 0,594.
Dengan demikian pengaruh langsung X2 terhadap Y adalah sebesar 0,352
yang artinya bahwa pengaruh langsung kompetensi staf akuntansi pada kualitas
informasi keuangan daerah sebesar 35,2%. Koefisien jalur variabel X1(dukungan
pimpinan) dengan variabel X2(pengendalian intern ) adalah sebesar
0,413.
Total pengaruh X1 dan
X2 terhadap Y yang merupakan pengaruh simultan antara variabel X1,
X2, terhadap Y adalah sebesar 0,986 atau sebesar 98,6%. Sedangkan
faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi kualitas informasi keuangan
daerah yang tidak masuk dalam variabel penelitian adalah sebesar 0,522 atau
sebesar 52,2%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan
mengenai pengeruh dukungan pimpinan dan pengendalian intern terhadap
pengendalian penerimaan premi, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut :
1) Dukungan
pimpinan pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya umumnya baik dan
pengendalian intern perusahaannya pun baik. Artinya dukungan pimpinan yang
meliputi kedudukan dalam struktur organisasi, penegakan kegiatan dan komitmen
yang mendukung terhadap pengendalian intern telah dilakukan dengan baik oleh
Perusahaan Asuransi di Kota Tasikamalaya. Karyawan Bagian penerimaan premi di
Perusahaan Asuransi juga memiliki pengentahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya, sehingga karyawan tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
2) Pengendalian
penerimaan Premi di Perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya memiliki kualitas yang
baik. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai
pengendalian penerimaan premi pada perusahaan Asuransi Kota Tasikmalaya ini
sudah memenuhi standar yaitu dilihat
dari keabsahan, otorisasi, kelengkapan, penilaian, klasifikasi, tepat waktu,
posting dan pengikhtisaran sehingga laporan mengenai penerimaan preminya
relevan dan andal sehingga dapat dipakai dan dijadikan sebagai alat ukur untuk
pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.
3) Berdasarkan
hasil analisis dengan menggunakan path analysis, maka dukungan pimpinan
berpengaruh tidak signifikan terhadap pengendalian intern. Artinya, apabila
dukungan pimpinan pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya dilaksanakan
dengan baik maka akan menunjang terhadap pengendalian intern perusahaannya.
4) Berdasarkan
hasil uji hipotesis dengan taraf signifikasi sebesar 5% , dapat ditarik
kesimpulan bahwa dukungan pimpinan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap pengendalian penerimaan premi, dan pengendalian intern secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi.
5) Pengujian
secara simultan menunjukan bahwa, dukungan pimpinan dan pengendalian intern
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengendalian penerimaan premi.
Artinya apabila dukungan pimpinan dan pengendalian intern dilaksanakan secara
bersamaan dengan baik, maka pengendalian penerimaan premi pada perusahaan
Asuransi Kota Tasikmalaya akan lebih baik.
Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan
dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan
saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan Asuransi
yang berada di Kota Tasikmalaya maupun pada peneliti selanjutnya, adapun saran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi
Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya
Pengendalian
Intern Pada Perusahaan Asuransi di Kota Tasikmalaya masih belum maksimal. Dari
Hasil jawaban responden mengenai
Lingkungan pengendalian bahwa budaya pentingnya
intergitas dan nilai etika dalam penerapannya belum maksimal dan juga mengenai
informasi dan komunikasi, pimpinan tidak selalu melakukan tugas dan wewenang
nya secara tetulis maka dari itu diharapkan Manajemen perusahaan terus
meningkatkan sistem pengendalian intern perusahaan terutama mengenai Lingkungan
pengendalian, informasi dan komunikasi secara terus menerus, seperti yang
dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2002) yang mengatakan bahwa pengendalian intern
merupakan seluruh kegiatan yang memastikan
tercapainya tujuan dan sasaran organisasi, pada dasarnya pengendalian
intern berasal dari kebijakan dan prosedur perusahaan untuk mencapai sasaran
dan tujuan yang diharapkan, dimana kebijakan dan prosedur tersebut dilakukan
berulang-ulang sehingga merupakan bagian dari keseluruhan pengendalian intern
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi pihak lain yang akan
melakukan penelitian yang sama. Disarankan untuk menambah atau merubah variabel
yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain mengenai Kualitas Karyawan,
Tingkat Kejujuran Karyawan, Kepuasan Pelanggan, Kelancaran pembayaran Klaim dan
masih banyak hal lainnya yang dapat dijadikan variabel dalam penelitian
selanjutnya yang kemudian dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Prawoto. 1999. Hukum Asuransi dan
Kesehatan Perusahaan Asuransi. Yogjakarta : BPFE.
Amirullah
dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen, cetakan kedua, Yogjakarta : Graha Ilmu.
Arens,
Alvin dan Loebbecke, James K, 2003. Auditing an Integrated Approach, dialihbasakan
oleh : Amir Abadi Yusuf Auditing
Pendekatan Terpadu, Edisi Revisi,
Salemba Empat, Jakarta.
Dahlan
Siamat. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan.
Jakarta: LPFE-UI.
Evan
Mutaqin Darusalam. 2007. Pengaruh
Kompetensi Auditor Internal dan Kerjasama Auditte serta Dukungan Pimpinan
terhadap Keberhasilan Audit SDM, studi kasus pada Perusahaan PT Pertamina
Depot Tasikmalaya
George
H. Bodnar dan William S. Hopwood, 2000. Acounting
Information System, Sixth edition, dialihbasahakan oleh : Amir A. Yusuf dan
Rudi M. Tambun, Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keenam, Jakarta : Salemba
Empat.
Hiro
Tugiman. 2002. Standar Profesional Audit
Internal. Jakarta: Kanisius
Herman
Darmawi.2006. Manajemen Resiko, cetakan
kesepuluh. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ikatan
Akuntan Indonesia per 1 Januari 2007.
Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba
Lamidjan
dan Adzhar Susanto. 2000. Sistem
Informasi Akuntansi I. Edisi ketujuh. Bandung: Lembaga Informatika
Akuntansi.
Ludocivus
Sensi. 2006. Memahami Akuntansi Asuransi
Kerugian. Jakarta: PT. Prima Mitra Edukarya.
Mulyadi.
2002. Auditing. Buku Kesatu, Edisi
Keenam. Jakarta: Salemba Empat
Nirwan
Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta:
Salemba Empat
Pasal
246 KUHD. 1997. Asuransi atau
Pertanggungan.
R.
Muchtar. 1996. Diktat Perkuliahan : Dasar-dasar Asuransi. Cetakan kedua.
Bandung
Saifuddin
Anwar. 2011. Sikap Manusia : Teori dan
Pengukurannya. Edisi kedua. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Santi
Try Agustin. 2009. Pengaruh Kecerdasan
emosional dan Dukungan Pimpinan terhadap Kinerja Auditor Intern, survei
pada perusahaan menengah dan besar di Kota Tasikmalaya.
Sheila
Cane. 1998. Kaizen Untuk Menang Melalui
Manusia, dialihbahasakan oleh : Martin Widjongko. Batam : Interaksara
Soesiono
Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip
Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba
Sugiyono.
2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan
keempat. Bandung: Alfa Beta.
Uma
Sekara. 2006. Research Method For
Bussines, Fourth Edition John Willey Sons Inc
Undang
– Undang No 2 Tahun 1992. Tantang Usaha Perasuransian. Jakarta:
Sinar Grafika
Willy
Susilo. 2002. Audit SDM. Jakarta: PT.
Vorqistatama Bina Mega.
Welsch,
Hilton and Gordon. 2002. Perencanaan dan
Pengendalian Laba. Dialihbahasakan oleh : Purwatiningsih, Maudy Warouw.
Jakarta: The Indonesian Insitute.
Yasin
Wahidin. 2000. Jurnal Ekonomi:
Perkembangan Pengawasan Intern (Internal Control). Edisi Juni. Medan: FE
USU.
Yuki
Kuriawan. 2008. Pengaruh Dukungan
Pimpinan dan Audit Operasional terhadap Kinerja Bagian Pemasaran, Survei pada
Perusahaan Asuransi yang ada di Tasikmalaya.
Http://gagasanhukum.wordpress.com.
Diakses 27 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar